"Kemarin 22 Mei massa unjuk rasa damai jauh lebih banyak (dari tanggal 21 Mei), 2 kali lipat, saya kira 6 ribu massa melakukan aksi damai menyampaikan pendapat di depan Bawaslu dengan tertib. Beberapa tokoh terlihat dan menyampaikan dengan baik, itu diatur dengan UU," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen M Iqbal dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Kamis (23/5/2019).
Massa pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu lalu kembali meminta kelonggaran waktu untuk bubar lebih dari pukul 18.00 WIB. Pihak kepolisian memberikan diskresi untuk buka dan salat magrib bersama. Bahkan personel TNI/Polri yang berjaga ikut sama-sama salat berjemaah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena ricuh terjadi berselang tak lama dari waktu buka dan magrib, aparat belum siap siaga. Akibatnya, ada beberapa petugas yang terluka.
"Bahkan petugas kami belum mempersiapkan dengan alat-alat dalmas (pengendalian massa) nya. Karena itu banyak petugas, lumayan, hampir 9 terluka akibat perusuh. Tidak sampai di situ saja, massa tersebut dihalau, bukan malah mereda semakin brutal," sebut Iqbal.
Selain melemparkan botol, batu dan petasan, massa perusuh juga melemparkan tombak ke arah aparat. Polri menduga alat-alat tersebut sudah dipersiapkan oleh massa yang menyusup di aksi damai di Bawaslu.
"Benda-benda lain dilempar. Ada yang berupa tombak dan sebagainya. Menurut petugas dari beberapa massa yang diamankan, alat tersebut sudah dipersiapkan," ucap Iqbal.
Simak juga video 'Deretan Fakta Kerusuhan di Aksi 22 Mei'
(elz/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini