"Pada momentum ini ada juga beberapa yang harus saya klarifikasi. Banyak di medsos sudah viral, bahkan dimasifkan, kita sudah tahu karena kita punya ahli siber, patroli siber kita 24 jam. Kita sudah tahu akun mana yang memviralkan itu terhubung dengan kelompok tertentu," kata Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Iqbal lalu meluruskan tiga hal yang jadi viral di media sosial yang dikaitkan dengan demo di Bawaslu. Hal pertama yang diluruskan adalah soal video viral sebuah masjid diserang petugas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poin kedua yang diluruskan Polri adalah video yang menyorot sejumlah anggota Brimob yang sedang mengamankan demo di depan Bawaslu pada Selasa (21/5) kemarin. Dalam video tersebut, dibangun narasi bahwa anggota Brimob yang mengamankan bukan warga negara Indonesia (WNI).
Iqbal mengatakan video ini dibuat untuk mendiskreditkan Polri.
"Kedua, banyak foto-foto, kebetulan anggota Brimob yang di-framing, memang sengaja mendiskreditkan Polri bahwa itu adalah pasukan dari negeri seberang yang sipit-sipit. Tidak ada. Kita bantah. Murni bahwa itu adalah personel Brimob WNI," tuturnya.
Terakhir, Iqbal meluruskan konten viral yang disebutkan anggota TNI-Polri yang mengamankan demo di Bawaslu menggunakan peluru tajam. Dia menegaskan TNI-Polri yang menjaga demo di Bawaslu tidak dibekali peluru tajam.
"Ketiga, yang harus saya sampaikan lagi bahwa kemarin sudah saya tekankan, Mabes Polri juga sudah memberi instruksi dari Bapak Panglima TNI dan Kapolri. Petugas pengamanan kegiatan unjuk rasa demo tidak dibekali dengan peluru tajam, tidak dibekali dengan peluru tajam. Kalau ada yang menggunakan peluru tajam dipastikan bukan pengamanan dari TNI-Polri dalam konteks pengamanan ini," bebernya.
Tonton juga video Demo Ricuh Tanah Abang: 99 Orang Diamankan, Tercium Alkohol:
(jbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini