Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Mohammad Iqbal mengatakan kericuhan terjadi setelah aksi demo di depan Bawaslu pada Selasa kemarin. Namun kericuhan itu, disebut Iqbal, bukan dilakukan massa yang sebelumnya berdemo di Bawaslu.
"Pukul 23.00 WIB, tiba-tiba ada massa. Kita tidak tahu massa itu dari mana. Massa yang berulah anarkis dan provokatif berusaha merusak security barrier dan memprovokasi petugas," kata Iqbal di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Rabu (22/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah menyentuhlah dini hari dan terpaksa karena tidak kunjung kooperatif, kita naikkan tahap, yaitu kami dorong massa yang sangat brutal tersebut," kata Iqbal.
"Dari insiden tersebut, Polda Metro Jaya mengamankan 58 orang yang diduga provokator dan saat ini sedang kita dalami," imbuh Iqbal.
Selain peristiwa tersebut, Iqbal menyebut pada pukul 03.00 WIB, terdapat sekumpulan massa lain di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat. Petugas gabungan dari Polri dan TNI kemudian, kembali mengimbau massa tersebut membubarkan diri.
"Dibantu tokoh-tokoh masyarakat, pemuka-pemuka FPI karena di situ adalah markas FPI," kata Iqbal.
Namun massa itu malah kemudian bergerak ke arah asrama Polri di Petamburan. Mereka disebut Iqbal menyerang asrama itu hingga membakar mobil-mobil yang berada di sana.
"Kami sangat menyayangkan itu. Dengan strategi kami, kami mengamankan 11 orang dari ratusan massa tersebut yang diduga provokator, saat ini sedang didalami Polda Metro Jaya," kata Iqbal.
Mayoritas massa itu, disebut Iqbal, berasal dari luar Jakarta, yaitu Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah. Iqbal menduga mereka merupakan massa bayaran yang sengaja diatur untuk menciptakan kericuhan tersebut.
Tonton video Mulai Beringas! Massa Bakar Ban di Tengah Jalan KS Tubun, Jakpus:
(dhn/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini