Jokowi mengatakan para pendiri negara kita merintis peringatan Nuzulul Quran adalah dengan menyelaraskan semangat keagamaan dan semangat kebangsaan. Dia mengatakan tradisi peringatan di Istana berawal dari Presiden ke-1 RI Ir Soekarno.
"Bung Karno mentradisikan perayaan Nuzulul Quran di Istana, ini adalah atas nasihat para ulama sebagai rasa syukur atas anugerah kemerdekaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita bangsa Indonesia," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (21/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tradisi Nuzulul Quran di Istana ini atas nasehat para ulama-ulama kita," imbuhnya.
Dia mengatakan, peringatan Nuzulul Quran sebenarnya memperingati kenabian Rasulullah SAW yang berhasil membangun tatanan sosial yang menyatukan suku bangsa yang berbeda-beda. Nabi Muhammad SAW juga berhasil mengangkat derajat manusia dari zaman jahiliyah ke jaman yang beradab.
"Selain itu, hari ini kita memperingati Nuzulul Quran. Sebenarnya kita sedang memperingati warisan para pendiri negara kita yang menyelaraskan keberagaman dalam bingkai kebangsaan, sebagaimana tertuang dalam Pancasila," katanya.
Jokowi yakin dengan menjalani tuntunan Alquran dan Kenabian Rasullullah SAW dan dengan mengambil inspirasi dari para pendahulu bangsa, Indonesia akan terus bersatu, rukun dan damai.
"Indonesia menjadi lebih baik, lebih adil, dan lebih makmur. Dan Indonesia akan menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," katanya. (jor/fdn)