Soal keberadaan Demokrat di koalisi Prabowo-Sandiaga sudah ditegaskan oleh sang sekjen, Hinca Pandjaitan. Demokrat disebut masih berada di koalisi Prabowo-Sandiaga, hingga 22 Mei mendatang yang merupakan pengumuman hasil Pemilu 2019. Alasannya, pada tanggal itu berakhir sudah pertandingan Pilpres.
"Demokrat tetap 02, sampai nanti tanggal 22 Mei, mengapa sampai tanggal 22 Mei. Karena koalisi partai politik itu capres ini memang dimaksudkan untuk capres, nah peluit terakhir ditiupkan oleh wasit dalam hal ini KPU, itu nanti tanggal 22, nah kalau sudah ditiup peluit pertandingan berakhir ya berakhir. Gitu," urai Hinca di Kantor KPU RI, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (20/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa sikap Demokrat yang bertentangan dengan kubu Prabowo-Sandi memang jadi perhatian. Pertemuan Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dengan petahana Presiden Jokowi menjadi polemik. Kemudian Wasekjen PD Andi Arief menyinggung soal setan gundul yang membisiki hal sesat kepada Prabowo terkait klaim kemenangan 62%.
BPN Prabowo-Sandiaga sudah bereaksi atas manuver terbaru Demokrat. Menurut r anggota Direktorat Hukum dan Advokasi BPN, Habiburokhman, alasan Ferdinand dan Jansen untuk hengkang sebagai pendukung Prabowo-Sandi aneh. Duo PD itu sebelumnya merupakan pendukung die hard Prabowo.
![]() |
"Aneh saja kalau hal itu jadi alasan, kita kan nggak tahu siapa sebenarnya pem-bully tersebut, bisa jadi penyusup," ucap Habiburokhman.
Dia mengatakan Prabowo dan Sandi serta jajaran BPN sangat menghormati SBY dan sang istri. Habiburokhman mengatakan Demokrat seharusnya melihat sikap Prabowo dan Sandi.
"Pak Prabowo, Pak Sandi, segenap komponen BPN menaruh hormat pada Bu Ani dan keluarga Pak SBY. Hubungan mereka sangat bagus," sebut politikus Gerindra itu.
PD Diminta Keluar dari Koalisi Prabowo, PAN: Perlu Diklarifikasi:
(elz/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini