Sehari-hari, Kak Imei bekerja sebagai cleaning service di sebuah mal dengan Upah Minimum Provinsi (UMP). Ia memiliki tiga anak yang ia tanggung seorang diri dan saat itu gaji sejumlah UMP tidak dapat mencukupi kebutuhan ketiga anaknya.
Saat menjadi cleaning service, Kak Imei sering berhutang sana-sini. Akhirnya, ia pun diajak oleh seorang teman untuk ikut bergabung menjadi driver Go-Jek. Awalnya ia memiliki keraguannya tersendiri, namun akhirnya ia pun mencoba terlebih dahulu. Setelah dua minggu, ia malah ketagihan dan memutuskan untuk serius menekuni pekerjaannya menjadi driver Go-Jek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Ngobrol Bareng Go-Jek merupakan suatu ajang untuk saling menginspirasi bagi para mitra. Rangkaian acara yang dimulai pada tanggal 14 Mei ini meliputi talkshow dan sesi tanya jawab bersama para mitra terpilih.
Ngobrol Bareng Go-Jek digelar di tujuh kota, yaitu Bandung, Medan, Pekanbaru, Manado, Palembang, Bali dan berakhir pada 20 Mei di Jakarta. Selain adanya kegiatan talkshow dengan driver Go-Jek, ada juga kegiatan buka puasa bersama dan sosialisasi program Bengkel Belajar Mitra (BBM), Go-Jek Swadaya, dan fitur khusus mitra.
Sebagai perusahaan super-app terdepan di Indonesia, Go-Jek menunjukkan komitmennya untuk turut menyejahterakan para pelaku ekonomi mikro dan pekerja sektor informal yang tergabung dalam ekosistemnya, termasuk mitra driver dan merchant.
Sementara menurut hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) tahun 2018, mitra driver Go-Jek mengalami peningkatan penghasilan hingga 45% dan hal tersebut pun dirasakan pula oleh Kak Imei. (mul/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini