"Salah satu faktor yang membuat Demokrat gerah dengan BPN memang adalah salah satunya faktor terlalu kerasnya politik identitas di sana. SBY sejak lama mengingatkan, bahkan sudah sepakat dengan Prabowo, bahwa akan menjauhi politik identitas selama kampanye," kata Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Demokrat Ferdinand Hutahaean kepada wartawan, Senin (20/5/2019).
Menurut Ferdinand, pesan SBY kepada Prabowo soal menjauhi politik identitas tampaknya tidak terwujud. Dia menyinggung kampanye akbar Prabowo Subianto di GBK beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ferdinand tak mau menyimpulkan apakah kampanye-kampanye bernuansa politik identitas itu menjurus ke ideologi khilafah yang disampaikan Benny Rhamdani. Yang pasti, dia menyatakan politik identitas di kubu Prabowo amat kentara.
"Tapi apakah itu pro-khilafah? Kami tidak mau menjustifikasi. Tapi memang politik identitas sangat tinggi, makanya keluar teguran SBY saat kampanye di GBK. DNA politik Demokrat memang partai tengah, tidak ke kiri atau ke kanan. Jadi kami Demokrat memang menghindari politik identitas atau politik kanan. Jadi memang itu salah satu yang membuat Demokrat tidak terlalu nyaman," ucap Ferdinand.
Sebelumnya diberitakan, Benny Rhamdani menyinggung soal kelompok pendukung Prabowo-Sandiaga di luar koalisi partai politik. Menurutnya, Demokrat juga sempat mengidentifikasi kelompok tersebut.
"Kelompok yang memberikan dukungan ke Prabowo ini kan justru tidak datang dari parpol, tapi misalnya masuknya organisasi yang jelas-jelas mengusung ideologi khilafah, yang ingin menggantikan ideologi negara. Inilah yang disebut kelompok yang dinilai oleh elite Demokrat atau elite partai yang sebelumnya mendukung Prabowo, dianggap jadi tidak realistis, dan bahkan dianggap sebagai ancaman serius bagi perjuangan bangsa ini," sebut Benny.
Simak Juga 'PD Diminta Keluar dari Koalisi Prabowo, PAN: Perlu Diklarifikasi':
(gbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini