Jajanan berbuka yang dijual di lapak takjil di Kota Sabang, Aceh bebas formalin dan boraks. Itu diketahui setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banda Aceh mengambil beberapa sampel makanan.
"Dalam operasi pengawasan itu, petugas BPOM tidak menemukan makanan yang mengandung bahan pengawet (formalin) serta zat yang berbahaya lainnya," kata Sekretaris Daerah Kota Sabang, Zakaria, dalam keterangan yang diterima detikcom, Senin (20/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zakaria menyebutkan, khusus pada bulan Ramadhan banyak pedagang dadakan yang menjual takjil di Kota Sabang. Hasil uji sampel yang dilakukan BPOM Banda Aceh dan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan nanti akan disosialisasi kepada masyarakat.
"Kalau makanan mengandung bahan berbahaya akan membahayakan masyarakat terutama balita," jelas Zakaria.
Sementara itu Kepala BPOM Banda Aceh, Zulkifli, mengatakan, pengawasan yang dilakukan di Sabang dengan mengambil 29 sampel untuk menguji makanan dan minuman berwarna. Selain mengawasi penganan berbuka, BPOM juga mengecek pembuat mie dan penjual kerupuk pada siang hari.
Dalam pengawasan dilakukan pada pagi hari, BPOM menemukan kerupuk tempe diduga diduga mengandung zat berbahaya seperti formalin. Zulkifli mengungkapkan, sampel tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut.
"Meskipun kami menemukan dugaan adanya campuran zat berbahaya dalam makanan seperti dalam kerupuk tempe dan produk mie namun semua itu bukan produksi Sabang. Tapi dipasok dari dari luar Pulau Sabang," ungkap Zulkifli.
"Untuk Sabang sendiri semua jenis makanan yang dijajakan maupun produk mie Aceh masuk dalam kategori aman dikonsumsi masyarakat," tegas Zulkifli. (agse/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini