Sikap tak lagi mendukung Prabowo diambil Ferdinand lantaran dirinya tidak terima Ani Yudhoyono, istri Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, dibully netizen yang disebutnya 'buzzer setan gundul'. Secara tegas dia menyatakan tak bakal membela Prabowo-Sandi lagi.
Ferdinand menunjukkan tangkapan layar akun Twitter yang membully Ani Yudhoyono. Salah satu netizen terlihat mencolek akun Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan menuliskan kalimat 'Bini loe dah sembuh mbang @SBYudhoyono?'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas perilaku 'buzzer setan gundul' itu, Ferdinand menyatakan berhenti mendukung Prabowo-Sandi. Dia mengaku tak bakal mendukung Prabowo sekalipun Ketum Partai Gerindra itu nantinya ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2019.
"Ya saya mundur! Saya tidak mau dukung lagi meskipun Prabowo yang akan ditetapkan sebagai pemenang. Buzzer-buzzernya tidak punya peri kemanusiaan," tegas Ferdinand, Minggu (16/5/2019).
Sebelum Ferdinand menyatakan balik badan, Demokrat memang jadi perhatian usai hari pencoblosan. Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sempat bertemu dengan Presiden Jokowi. Langkah politik AHY sempat jadi sorotan.
AHY bertemu dengan Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (2/5/2019). Barangkali memang tak ada hubungannya, tapi barangkali juga ada. Yang jelas, sehari setelah AHY-Jokowi bertemu, Prabowo batal menjenguk Ibu AHY, Ani Yudhoyono, yang dirawat di National University Hospital (NUH). Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik menilai Prabowo tak jadi menjenguk Ani karena ngambek.
"Lucu juga. Bilang Demokrat tak diinginkan, tapi marah-marah saat Demokrat dinilai tak memenuhi keinginannya. Katanya pro politik akal sehat? Ayo dong jangan ngambekan," tulis Rachland di akun Twitter-nya, Sabtu (4/5).
Setelah Rachland, giliran Wasekjan PD Andi Arief yang bermanuver. Dia menyebut Prabowo dipengaruhi setan gundul. Entah siapa yang dia maksud sebagai setan gundul. Bahkan dia mengancam akan hengkang dari koalisi bila setan gundul tetap ada di lingkaran dalam Prabowo.
"Jika Pak Prabowo lebih memilih mensubordinasikan koalisi dengan kelompok setan gundul, Partai Demokrat akan memilih jalan sendiri yang tidak khianati rakyat," kata Andi dalam Twitter resminya, Senin (6/5). Cuitan Andi ini dibagikannya kepada sejumlah wartawan.
Sementara Andi Arief menyebut sosok misterius itu sebagai setan gundul, politikus Partai Demokrat Benny K Harman lebih memilih menyebut sosok misterius di dekat Prabowo itu sebagai genderuwo.
Benny menyebut genderuwo adalah sosok benalu politik yang memakan tuannya sendiri. Namun penyebutan ini juga tak disertai nama yang jelas.
"Bukan setan gundul, tapi monster demokrasi atau genderuwo," cuit Benny Harman menanggapi Twitter Andi Arief, Senin (6/5).
Angka klaim kemenangan Prabowo yang sempat disebut 62% turut dikomentari Demokrat. Isu 62% itu sendiri merupakan kelanjutan dari kontroversi 'setan gundul. Untuk diketahui, Prabowo dalam pidato kemenangannya sempat mengklaim meraup 62%.
Ketua DPP PD Jansen Sitindaon amat meragukan angka tersebut karena menurutnya, baik Jokowi maupun Prabowo, tak akan bisa menang dengan persentase demikian tinggi. Singkat cerita, BPN mengungkap data perolehan suara versi penghitungan C1 mereka. Adalah Prof Dr Laode Masihu Kamaluddin yang membeberkan data hasil penghitungan C1 dari 444.976 TPS (54,91%) per 14 Mei pukul 12.28 WIB. Total TPS di Pemilu 2019 sebanyak 810.329 TPS.
Atas hal tersebut, Jansen seolah membuktikan ucapannya bahwa Prabowo tak mungkin menang 62%.
"Pertama apa yang disampaikan oleh Partai Demokrat, kalau klaim kemenangan 62% itu berarti kan tidak terbukti dengan munculnya angka baru 54% ini kan," sebut Jansen.
Simak Juga "Panas Hubungan Demokrat di Koalisi Prabowo-Sandi":
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini