SBY: 2005 Tahun yang Berat
Rabu, 05 Okt 2005 12:47 WIB
Jakarta - Serangan bom Bali II makin melengkapi daftar masalah yang membebani bangsa Indonesia di tahun 2005. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui tahun 2005 sebagai tahun yang berat dan penuh tantangan bagi pemerintah. "Serangan kembali teror melengkapi kondisi bahwa 2005 merupakan tahun yang berat dan penuh tantangan," kata Presiden SBY dalam pidatonya saat menjadi inspektur upacara dalam peringatan Hari TNI ke-60 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Rabu (5/10/2005).Serangan bom Bali II, menurut SBY, terjadi pada saat pemerintah selama satu tahun terakhir ini tengah menangani berbagai masalah yang berturut-turut mendera bangsa Indonesia. Yakni bencana tsunami, wabah flu burung, melemahnya nilai tukar rupiah, dan krisis energi akibat melonjaknya harga minyak dunia. Di saat yang sama pemerintah tengah berupaya menggiatkan kembali perekonomian pascakrisis 1998. Semua ini menjadi ujian bagi seluruh komponen bangsa Indonesia untuk bersama-sama mengatasinya. Menjadi ujian, apakah sebagai bangsa besar bisa mencari solusi bersama atau justru menambah luas permasalahan. "Kita juga diuji apakah mampu meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok, golongan, atau perorangan. Tapi saya yakin, hanya dengan persatuan dan kesatuan serta kerja keras, kita dapat melangkah dengan optimisme tinggi," demikian Presiden SBY.
(gtp/)