"Sebaiknya selama ramadan ini jangan terlalu banyak membicarakan sesuatu yang bisa memancing emosi pihak lain," kata Erman kepada detik.com melalui telepon.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2005-2009, itu juga mengingatkan segenap pegawai, pekerja, atau buruh di berbagai lapangan kerja untuk tidak mudah terhasut melakukan aksi-aksi yang tidak perlu. Sebaliknya, mereka juga diharapkan untuk tidak takut melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.
"Jangan gampang terprovokasi. Kita percaya aparat keamanan akan dapat mengendalikan situasi," ujarnya soal kemungkinan terjadinya konflik menjelang maupun pasca 22 Mei.
Situasi panas selama kampanye maupun setelah pencoblosan, kata mantan politisi PKB itu, bukan cuma terjadi dalam pemilu serentak seperti sekarang. Pemilu - pemilu sebelumnya pun pernah muncul riak-riak di tengah masyarakat. Tapi dengan kedewasaan masyarakat dan para elit partai hal-hal destruktif bisa dihindari bersama.
Karena itu ia percaya, meski pun di media sosial beredar macam-macam informasi yang kurang baik, tapi hal semacam itu tak lebih dari psywar saja sebagai bumbu-bumbu demokrasi. Semua pihak pada waktunya diharapkan mempercayai dan menghormati institusi-institusi terkait Pemilu, seperti KPU dan Bawaslu.
"Saya yakin kok, di pihak Pak Prabowo sebagai kesatria sangat mencintai keutuhan NKRI. Begitu pun para purnawirawan TNI dan sejumlah mantan menteri yang mendampinginya selama ini," kata Erman. (jat/jat)