Menurut AHY, seharusnya hari pencoblosan 17 April 2019 menjadi ajang untuk silaturahmi. Momen itu juga disebut AHY menjadi ajang saling bermaafan setelah masa kampanye.
"Tapi kita ketahui bersama, ternyata sampai hari ini, bahkan kita tidak tahu, apakah kemudian perselisihan paham tersebut karena beda capres dan pandangan dan pilihan politik kemudian akan berlarut? Pertanyaannya, sampai kapan? Apakah akan berhenti sama sekali atau ini menjadi norma baru dalam kehidupan politik dan demokrasi kita?" ucap AHY kepada wartawan di Museum Kepresidenan Balai Kirti, kompleks Istana Bogor, Bogor, Rabu (15/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari pertemuan dan dialog yang kami lakukan, kami tangkap banyak kegelisahan, kekhawatiran, apakah pasca-Pemilu 2019 bangsa kita menjadi semakin tersekat," ucap AHY.
AHY berharap ada perdamaian selama masa penghitungan suara pemilu. Jangan sampai Indonesia pecah karena perbedaan pilihan politik.
"Mudah-mudahan kita teguhkan kepentingan bangsa di atas semua. Jangan sampai perbedaan identitas membuat kita terpecah. Perbedaan itu kekuatan bangsa ini. Tidak semua bangsa dianugerahi keragaman dan kemajemukan," kata AHY. (aik/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini