"Harapan masyarakat memang terhadap pada DPR misalnya membuat pansus atau panja. Saya kira pansus lebih kuat untuk menginvestigasi. Ini diperlukan dan sangat penting untuk nanti hasilnya bisa mengevaluasi apa yang sesungguhnya terjadi jika tidak ada spekulasi, kecuali ada temuan yang di luar dugaan," ujar Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Menurut Fadli, respon pemerintah sangat tidak memadai dalam menyikapi meninggalnya petugas KPPS ini. Ia membandingkan dengan hebohnya kasus Jessica Wongso yang tewas karena diracun sianida oleh Wayan Mirna Salihin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita belum mendengar respon dari presiden terkait ini, seolah-olah nyawa dari petugas KPPS itu nyawa yang murah. Padahal urusan sapi mati aja diinvestigasi, kemudian ada satu orang kasus seperti itu meninggal karena kopi itu sampai berminggu-minggu pemberitaannya dan mendapatkan perhatian yang luas waktu meninggalnya, kalau tidak salah Mirna," tutur Fadli.
"Sekarang ada 600-an orang yang berjuang dalam pesta demokrasi ingin menentukan masa depan bangsa tapi kita tidak melihat respon pemerintah yang memadai. Ini justru menjadi satu pertanyaan besar kenapa pemerintah tidak merespons ini secara proporsional. Menurut saya seharusnya pemerintah yang paling concern terhadap meninggalnya ratusan orang ini," imbuhnya.
![]() |
Selain itu, menurut Fadli, penting juga dibentuk Tim Pencari Fakta untuk kasus meninggalnya petugas KPPS. Menurutnya, perlu ada investigasi penyebab kematian ratusan petugas KPPS yang meninggal selama proses pelaksanaan pemilu.
"Perlu ada semacam, perlu Tim Pencari Fakta atau Tim Gabungan Pencari Fakta, karena ini kan nyawa manusia yang sangat serius. Satu orang saja harus diinvestigasi, apalagi sampai 600," tegas Fadli.
Lebih lanjut, Waketum Gerindra itu menuturkan perlu ada pelatihan sebelum para petugas KPPS menjalankan tugasnya saat pemungutan suara. Fadli mendapatkan informasi banyak petugas KPPS yang tidak mempunyai kesempatan untuk beristirahat.
"Ini kan butuh stamina yang kuat sekali. Inilah kenapa dibutuhkan tim pencari fakta sehingga apa yang kita temukan itu jelas, menghentikan spekulasi tadi. Karena kalau spekulasi dibiarkan ini kan merugikan pemerintah sendiri," sebutnya.
Soal kelompok emak-emak yang mendatanginya ini, Fadli menyebut merupakan tokoh dari berbagai organisasi. Dia menyebut emak-emak tersebut tidak terafiliasi dengan kelompok politik.
"Mereka datang mewakili diri mereka masing-masing. Jadi tidak dari organisasi. Tapi saya tahu mereka adalah tokoh-tokoh, pengusaha dari berbagai organisasi, dan juga profesional lah. Tapi mereka punya concern," tutur Fadli.
Kemenkes Autopsi Petugas KPPS yang Meninggal:
(azr/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini