Soal Permintaan Maaf ke PD, Riza Patria: Prabowo Ajarkan Santun dan Bijaksana

Soal Permintaan Maaf ke PD, Riza Patria: Prabowo Ajarkan Santun dan Bijaksana

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Selasa, 14 Mei 2019 08:17 WIB
Foto: Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria (Lamhot Aritonang-detikcom).
Jakarta - Waketum Gerindra Arief Poyuono menyebut permintaan maaf Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria ke Partai Demokrat (PD) sebagai pernyataan pribadi dan bukan sebagai partai. Menanggapinya, Riza menegaskan permintaan maafnya itu sebagai Gerindra dan sesuai ajaran sang Ketum Prabowo Subianto agar para kader selalu bersikap santun, bijaksana, dan konstitusional.

"Pak Prabowo, Pak Sandi itu orang yang baik, orang yang bijak, selalu mengajarkan kami di partai untuk santun, untuk baik, untuk bijaksana, untuk konstitusional. Pak Prabowo sering menyampaikan ke kita, kalau orang memfitnah kita balas dengan kebaikan, kalau orang menghujat kita balas dengan kebaikan, kalau ada orang mengejek dan menghina kita, kita balas dengan kebaikan, orang yang memukul kita sekalipun kita balas dengan kebaikan. Jadi Pak Prabowo itu di partai selalu mengajarkan kepada kami, kader dan pengurus untuk bersikap baik kepada siapapun apalagi sesama anak bangsa, tidak hanya di internal partai tapi dengan partai lainnya," ujar Riza saat dihubungi, Selasa (14/5/2019).

Diketahui, Riza meminta maaf kepada Demokrat atas pernyataan Arief Poyuono yang minta maaf karena 'mengusir' Demokrat dari koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Riza pun meluruskan maksud permintaan maafnya itu. Dia mengungkapkan, permintaan maafnya itu ditujukan kepada semua anggota Koalisi Adil Makmur, mengingat hubungan antara anggota koalisi Adil Makmur hingga saat ini tetap solid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bukan minta maaf atas nama Poyuono atau atas nama BPN, atas nama Gerindra. Makanya kalau dibaca, didengar sikap saya, bahwa hubungan Prabowo-Sandi dengan partai-partai koalisi baik, apakah Demokrat, PKS, PAN, dan Berkarya, semuanya hubungan solid, kompak. Kemarin sama-sama ke Bawaslu, sebelumnya juga rapat para sekjen partai koalisi, ada Gerindra, Demokrat, PAN, PKS, Berkarya kompak selalu, hampir setiap hari kita rapat ketemu berdiskusi, dialog dan sebagainya," tuturnya.


"Dan kehadiran Pak SBY, AHY dan Partai Demokrat kan memberikan kontribusi yang positif bagi Koalisi Adil Makmur, bagi Prabowo-Sandi, bagi Pilpres, dan sejauh ini kita tidak ada masalah, justru hubungan kita semakin baik semakin solid. Saya cuma menyampaikan, kalau ada pernyataan dari kader dari partai, simpatisan, atau pendukung yang dirasa kurang pas termasuk sikap saya tentu kita minta maaf. Tidak pernah kita bermaksud tidak baik. Jadi saya tidak bilang atas nama Poyuono," lanjutnya.


Riza pun kembali menegaskan jika pernyataan Poyuono yang menyerang Demokrat itu sebagai pribadi dan bukan sebagai Gerindra. Menurut Riza wajar jika dalam suatu partai politik ada terjadi perbedaan pandangan di antara kader.

"Aapa yang disampaikan Poyuono itu adalah pendapat pribadi, bukan pendapat BPN, bukan pendapat Gerindra, bukan pendapat Prabowo-Sandi. Di setiap partai itu ada saja satu sampai dua orang yang punya pendapat dan pemikiran yang berbeda, menyikapi hal-hal ini, kita berpartai kan sudah sama-sama dewasa, sudah bisa membedakan mana yang itu pendapat partai, pendapat koalisi, pendapat pribadi, semua kita punya pandangan," jelasnya.

Sebelumnya, Poyuono menegaskan tak akan meminta maaf kepada Demokrat maupun ketumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia bahkan sempat menyebut SBY seperti undur-undur. Dia juga menyebut pernyataan Riza yang meminta maaf kepada PD atas nama pribadi, bukan partai.

"Nggak Gerindra yang minta maaf ya sama Demokrat. Kan Riza Patria yang minta maaf," ujar Arief Poyuono kepada detikcom, Senin (13/5).

"Gerindra dan aku nggak akan minta maaf ke SBY dan Demokrat. Tidak sudi ya karena SBY dan Demokrat sudah keterlaluan terhadap Prabowo dan Gerindra dalam berpolitik," ucap Poyuono.


Simak Juga "Panas Hubungan Demokrat di Koalisi Prabowo-Sandi":

[Gambas:Video 20detik]

(nvl/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads