Tepis soal Makar, PDIP: Rachmawati Benci pada Megawati

Tepis soal Makar, PDIP: Rachmawati Benci pada Megawati

Tim detikcom - detikNews
Senin, 13 Mei 2019 20:56 WIB
Eva Kusuma Sundari (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Rachmawati Soekarnoputri menyebut Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri melakukan makar saat menjabat wakil presiden mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. PDIP menepis tuduhan tersebut sembari menyebut Rachma sudah kadung benci pada Megawati sehingga main serang.

Sikap Megawati yang dianggap Rachma sebagai bentuk makar ialah saat Gus Dur sudah memilih Chaeruddin Ismail sebagai Kapolri tapi Megawati, menurut dia, melakukan pembangkangan terhadap presiden dengan memilih Bimantoro (Surojo Bimantoro). PDIP menyebut apa yang saat itu dilakukan Megawati tidak termasuk makar.


"Makar itu kan mau menggulingkan pemerintah yang asli. Kalau tarik-menarik untuk mengajukan pejabat, itu karena Bu Mega juga berhak, wong dia wapres. Kaya Pak JK itu lo, BPJS maunya Pak JK ini, ternyata.... Ya sudah, biasa itu, nggak ada urusan dengan menggulingkan," kata Sekretaris Bidang Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari, Senin (13/5/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi menurutku, nggak paham tentang apa definisi makar, menggulingkan pemerintah yang sah. Mega itu tipenya bukan orang yang melawan hukum," imbuh dia.

Eva mengatakan Megawati merupakan sosok yang amat menjunjung konstitusi. Mega, kata Eva, tak pernah menghalalkan segala cara.

Rachmawati menyebut Megawati tidak patuh terhadap presiden dalam penunjukan Kapolri. Bahkan menurut Rachmawati, saat itu terjadi perpecahan di tubuh TNI dan Polri.

"Kemudian dia pecah belah lagi TNI-Polri moncongnya yang namanya Jenderal Ryamizard sebagai KSAD saya inget sekali saya ada di Istana sama Gus Dur itu moncongnya sudah diarahkan ke Istana itu yang namanya makar unsurnya masuk, menggunakan kekuatan bersenjata sedangkan kami ini apa? Selama pengajuan untuk perubahan ketatanegaraan itu tidak bisa dipidana saya melakukan itu, itu lah kalau mau bicara tentang Pak Kivlan," sambungnya.


Menanggapi pernyataan Rachmawati di atas, Eva menegaskan Megawati tidak melakukan makar. Menurutnya, tak ada perebutan kekuasaan saat itu.

"Ya nggak masuk (makar), wong faktanya nggak ada perebutan kekuasaan. Dan jangan lupa waktu itu MPR lo yang mutusin Bu Mega jadi presiden, Mega jadi wapres, bukan kekuatannya massa. Bahkan Bu Mega kan ngalah waktu itu, pemenang pemilu tapi diakali Amien Rais dan kroco-kroconya jadi wapres," kata Eva.

Lebih jauh Eva mengaku sedih terhadap sosok Rachma. Dia memandang Rachma sudah sangat benci pada Megawati sehingga main tuduh.

"Jadi saya malah sedih sama Mbak Rachma, itu nggak ngerti tentang definisi dan saking bencinya dengan Mbak Mega, apa-apa ditempeli ke Mbak Mega. Bukan sekali ini kan dia jelek-jelekin bahwa Mega sumber segala masalah," ucap Eva Sundari. (gbr/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads