"Kita sedang identifikasi (warga Sulsel yang akan ke Jakarta). Kita imbau supaya tidak ke Jakarta, karena situasi di sana kita belum tahu. Kalaupun mau berunjuk rasa, cukup di sini saja," kata Kapolda Sulsel Irjen Hamidin seusai buka puasa bersama di Maros, Senin (13/5/2019).
Polda Sulsel pun telah mengantisipasi kemungkinan terburuk pada saat penetapan pemilu dengan menyiapkan semua komponen pengamanan yang ada, mulai Brimob hingga Intelijen yang sudah disebar ke beberapa elemen masyarakat yang akan melakukan unjuk rasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penetapan 22 Mei nanti, kita mempersiapkan hal yang terburuk. Jadi jauh hari sebelumnya kita sudah antisipasi dengan melakukan monitor aktivitas masyarakat dan elemen-elemen yang mungkin akan ikut, kita sudah monitor," lanjutnya.
"Di Sulsel ini kita punya satu batalion Brimob, kita juga sudah siapkan Sabhara dan semua komponen akan kita turunkan, termasuk intelijen kita sudah kita sebar," tambahnya.
Selain aktivitas warga, Polda Sulsel terus memantau media sosial untuk mencegah penyebaran ujaran kebencian serta tindakan makar. Apalagi ujaran yang membenturkan TNI dan Polri, kata dia, sudah ada satu orang yang ditangkap.
"Saya kira kita tegas saja. Kalau ada yang makar atau melanggar aturan, kita pasti tindak tegas. Yang ada saat ini ujaran provokatif, misalnya mengajak orang atau membenturkan TNI Polri kita sudah tangkap," pungkasnya.
Sejauh ini, KPU Sulsel belum merampungkan rekapitulasi suara pemilu. Hal itu dikarenakan masih ada dua kabupaten/kota, yakni Makassar dan Gowa, yang belum menyetorkan data hingga saat ini. Dalam Situng sementara KPU Sulsel, capres Prabowo-Sandi unggul 64 persen atas Jokowi-Ma'ruf. (rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini