"Yang jelas seperti PAN akan menerima siapa saja yang menang. Tentu saja bahwa bisa masuk koalisi itu 5 tahun lalu juga terjadi seperti itu," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jl Merdeka Utara, Jakarta, Senin (13/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang 5 tahun lalu mendukung Prabowo, lalu kemudian mendukung Pak Jokowi, masuk dalam kabinet. Jadi politik itu biasa saja," paparnya.
Pada kontestasi Pilpres 2014, PAN mendeklarasikan mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Namun setelahnya, bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo-JK.
Isu bergabungnya PAN dan PD ke koalisi Jokowi muncul setelah Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan berbincang dengan Jokowi beberapa waktu lalu di Istana Negara dalam kesempatan terpisah.
Demokrat sendiri melakukan sederet manuver setelah pertemuan AHY-Jokowi. Manuver-manuver itu bikin panas hubungan Demokrat dan BPN Prabowo-Sandi.
Manuver itu di antaranya cuitan Andi Arief soal 'setan gundul' hingga perdebatan soal asal-muasal klaim 'Prabowo menang 62%'. Hingga saat ini, Demokrat masih mempertanyakan klaim itu.
Baca juga: TKN Jokowi Terus 'Goda' Demokrat-PAN |
Sementara itu, Waketum PAN Bara Hasibuan sempat berbicara soal reposisi partai seusai perbincangan Zulkifli dan Jokowi. Namun hal itu dibantah Sekjen PAN Eddy Soeparno dengan mengatakan partai berlambang matahari putih itu setia bersama Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Simak Juga 'KSP Bicara soal Kemungkinan Demokrat Merapat ke Jokowi':
(idn/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini