Bom Bali II Sudah Diindikasikan dalam Sidang Imam Samudera
Selasa, 04 Okt 2005 12:02 WIB
Jakarta - Bom Bali II yang meledak setelah tiga tahun tragedi bom Bali pertama ternyata bukan aksi tiba-tiba yang tak bisa diprediksi sebelumnya. Aksi itu sudah terindikasi dalam sidang-sidang terdakwa bom Bali I. "Persidangan bom Bali lalu, beberapa terdakwa seperti Imam Samudera dan Rois sempat mengutarakan di Bali banyak orang kafir. Karena dalam aksi pertama tidak semua orang kafir mati maka mereka akan beraksi kembali," kata kriminolog UI Andrianus Meliala dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (4/10/2005).Menurut analisis Andrianus, pelaku bom Bali II hampir pasti kelompok yang sama yang melakukan bom Bali pada Oktober 2002 lalu, yakni Jemaah Islamiyah (JI). Kelompok ini mempunyai motif yang kuat untuk melakukan pengeboman kembali di Bali."Motif mereka tetap melawan imperialisme kafir. Bali merupakan contoh yang paling jelas tentang imperialisme kafir di Indonesia. Di sini jumlah bule sangat banyak. Maka kembali Bali yang dipilih," urai Andrianus. Selain itu, Bali dipilih sebagai sasaran terorisme juga untuk membuktikan kemampuan JI. Pengamanan Bali setelah bom tiga tahun lalu sangat ketat. Polda Bali juga menjadi Polda terbaik di Indonesia. "Bali itu merupakan tempat yang seksi, pengamanan sangat ketat ini menantang mereka. Jika bisa kembali melakukan pengeboman di daerah ini maka mereka pun berpendapat bisa melakukannya di daerah lain," jelas Andrianus.Kriminolog UI itu yakin pelaku bom Bali II adalah JI, sama seperti bom tiga tahun lalu karena bom dilakukan dengan cara bunuh diri. Dalam kasus itu, pelaku merupakan seorang militan yang tidak mempunyai pamrih apa pun selain mati. "Ada kekhususan tipikal yakni adanya sisa tubuh bomber yang mencirikan bom bunuh diri. Bomber ini tidak memiliki pamrih apa-apa selain mati. Bagi mereka mati dianggap sebagai jalan sahid. Ini sama dengan bom Bali I," katanya. Satu yang kini ditakutkan Andrianus, para pelaku bom itu memilih Bali sebagai sasaran untuk menguji hubungan umat beragama di Indonesia. Diingatkan, bom Bali I hampir menyulut ketegangan horizontal di Bali. "Saya takut ini bukan teror saja. Tapi ingin merusak hubungan umat beragama di sini," jelasnya.
(iy/)