"Semoga yang membuat hoax seperti ini diampuni oleh Allah SWT. Sama juga dengan yang di Bekasi, memberitakan orang meninggal sebelum waktunya padahal masih dirawat di rumah sakit, itu kan satu hal yang nggak pantas dibuat, menyebarkan hoax seperti itu. Makanya saya mau minta ampunan saja kepada Allah supaya mereka diampuni yang menyebarkan berita itu," ujar komisioner KPU Evi Novida Ginting di gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).
Evi mengatakan saat ini KPU dan jajarannya sedang berfokus mengawal rekapitulasi hasil Pemilu 2019. Dia mengatakan belum tahu apakah KPU akan menindaklanjuti masalah ini atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Evi pun berpesan kepada masyarakat agar tidak menelan mentah-mentah jika menerima suatu informasi. Dia mengimbau agar masyarakat mengkonfirmasi setiap informasi yang diterima.
"Pesan KPU kepada masyarakat, harus cari tahu dulu, jangan terima semua berita dan apa yang dibaca, berita yang kaya begini kan harus dikonfirmasi dulu beritanya benar atau tidak. Kita harus cari tahu dulu. Zaman sekarang ini semua kita harus tabayun," pungkasnya.
Sebelumnya, meninggalnya petugas KPPS bernama Sita Fitriati asal Kota Bandung menjadi bahan hoax oleh oknum tidak bertanggung jawab. Keluarga korban telah melaporkan kejadian tersebut ke petugas kepolisian.
Info meninggalnya Sita Fitriati akibat racun itu disebarkan oleh pemilik akun Facebook bernama Doddy Fajar dan aku Twitter PEJUANG PADI @5thsekali. Dalam posting-annya, disebutkan Sita Fitriati petugas KPPS 32, RW 23, Kelurahan Kebon Jayanti, Kota Bandung, meninggal dunia. (zap/nvl)