Indonesia & Singapura Sepakati Peningkatan Kerjasama
Senin, 03 Okt 2005 20:15 WIB
Jakarta - Meskipun terjadi peledakan bom di tiga lokasi di Bali, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong. Dalam pertemuan bilateral itu, kedua pemimpin menyepakati dilakukannya peningkatan kerjasama dalam bidang ekonomi, perdagangan, investasi, dan terorisme."Pertemuan ini cukup positif dan konstruktif dengan menyepakati beberapa hal seperti ekonomi, perdagangan, investasi, dan terorisme," kata SBY di Istana Tampak Siring, Gianyar, Bali, Senin (3/10/2005).SBY menjelaskan, perdagangan dengan Singapura tahun 2004 mencapai $ 12,1 miliar. Dengan itu, kedua negara sepakat untuk lebih meningkatkan bidang itu. Mengenai bidang investasi, lanjut SBY, Indonesia berharap Singapura menanamkan investasi lebih besar lagi, meskipun Singapura dapat dikatakan memiliki investasi yang cukup besar di Indonesia. "Dengan demikian, sejalan dengan langkah-langkah pemerintah Indonesia untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia, tentu kita berharap banyak investor dalam dan luar negeri yang ambil bagian terutama dari Singapura," harap SBY.Lalu mengenai peningkatan kerjasama di Batam, SBY menjelaskan kerjasama itu telah semakin baik. Hal ini juga diamini oleh Lee bahwa kebijakan tentang Batam sebagai daerah zona perdagangan bebas situasinya berkembang positif. "Meskipun ada masalah-masalah yang terus kita perbaiki dan perbaharui," ujar SBY.Dalam kerjasama bidang pertahanan dan terorisme, hingga saat ini kedua negara terus melanjutkan koordinasi tentang perjanjian ekstradisi. Menurut SBY, kedua negara melihat ada kemajuan dalam kerjasama ini. Apalagi kedua negara telah merumuskan butir-butir perjanjian ekstradisi berupa beberapa pasal yang sudah disepakati."Lima pertemuan sudah dilaksanakan. Ini akan dilanjutkan ke depan. Paralel dengan itu, karena ada integrasi bahwa ekstradisi menyangkut kejahatan internasional dan pencucian uang, maka itu akan dilakukan satu negosiasi yang harapannya lebih dari perdagangan dan investasi," jelas SBY.
(atq/)