Ketua KPPS Kelurahan Bonto Makkio, Makassar, Sulsel, Abdul Rahman, mengaku sempat mendapatkan pesan singkat dari salah seorang anggota Linmas yang menanyakan uang honornya belum kunjung cair.
"Isinya mengatakan, kami sudah melaksanakan tugas, beras di rumah belum ada. Honor KPPS belum keluar," kata Rahman menyebutkan isi SMS yang diterima saat diwawancarai di Bawaslu Makassar, Kamis (9/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesan itu diterima Rahman dua hari setelah pencoblosan pada 17 April. Rahman mengaku sangat terenyuh.
Rahman lantas mengontak bendahara KPPS dan mengutarakan hendak meminjam uang secara pribadi. Beruntung, bendahara KPPS memberanikan diri merogoh kocek pribadinya sebesar Rp 27 juta.
"Saya tanyakan bisakah saya dipinjamkan dulu dana sebesar Rp 57 juta. Beliau menyatakan beliau punya dana sekitar Rp 27 juta, jadi saya masih kekurangan dana Rp 30 juta," ujar dia.
Karena masih kurang Rp 30 juta, Rahman juga mengontak istrinya untuk meminjam uang pribadi. Dengan ikhlas, dia meminjamkan uang sekitar Rp 20 juta dan ditambah dari uang pribadi Rahman Rp 10 juta, maka tercukupilah uang honor para KPPS yang ada di wilayahnya.
"Kita melihat capeknya teman teman di KPPS. Bagaimana kalau punya hak tidak diselesaikan tepat waktu," kata dia.
Bahkan sehari sebelum pemilu berlangsung, dia sudah mendatangi PPK untuk mengingatkan agar pembayaran honor KPPS jangan sampai terlambat. Honor anggota KPPS, menurut Rahman, baru cair 6 hari setelah pencoblosan berlangsung.
"(Tanggal) 16 April itu saya ke PPK dan bilang, tolong honor teman-teman KPPS ini kalau bisa selesaikan setelah melaksanakan tugas, kita selesaikan dulu juga hak mereka," ujarnya.
Simak Juga "Buka Rapat Pleno, KPU DKI Doakan Petugas KPPS yang Meninggal":
(fiq/fdn)











































