"Harus selalu mengedepankan prinsip-prinsip operasional sebagai berikut. Pertama, mengutamakan pencegahan yang dilandasi pemikiran bahwa pencegahan lebih baik daripada pemberantasan atau penindakan. Kedua, keterpaduan. Tugas operasional didasarkan pertimbangan bahwa masalah pembinaan kamtibmas akan melibatkan pihak yang terkait dengan berbagai kepentingan dan kewenangannya," ujar Moechgiyarto dalam kegiatan pisah-sambut Kabaharkam sebagaimana dikutip dari siaran pers yang diterima detikcom, Selasa (7/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prinsip ketiga, lanjut Moechgiyarto, Baharkam harus bertindak efektif dan efisien, dengan mempertimbangkan keseimbangan hasil dengan upaya dan sarana yang digunakan. Dan prinsip terakhir adalah jajaran Baharkam diharapkan selalu proaktif mengidentifikasi masalah yang nantinya akan dijadikan target kerja.
Apel pisah-sambut berlangsung di lapangan apel Baharkam Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pagi tadi.
![]() |
"Baharkam Polri adalah miniatur Polri, yang memiliki kekhasan tugas yang lengkap dengan fungsi preemtif, preventif, dan represif," imbuh Moechgiyarto.
Irjen Condro Kirono, yang berikutnya mengisi jabatan Kabaharkam, mengakui banyak capaian bersifat eksternal yang signifikan selama Moechgiyarto memimpin, salah satunya adalah masyarakat lebih mengenal Baharkam sebagai tulang punggung Polri.
"Masyarakat sekarang tahu Baharkam sebagai garda terdepan pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat," ungkap Condro dalam kesempatan yang sama.
Condro mencatat capaian signifikan yang bersifat internal di Baharkam semasa kepemimpinan Moechgiyarto adalah peningkatan sarana dan prasarana alat utama di jajaran Korps Polairud, yakni diresmikannya 23 unit kapal patroli dan 2 unit pesawat udara. (aud/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini