Seorang warga bernama Abdul (53) mengatakan bahwa tawuran di lokasi terjadi selama dua hari terakhir. Dia merasa resah dengan aksi tawuran itu.
"Iya, udah 2 malem. Tiap malem mereka ribut, tapi saya nggak nonton. Malem tadi sama malem kemaren jam 02.00 WIB pada sahur mereka berhenti," kata Abdul ditemui detikcom di lokasi, Selasa (7/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin sih sempet mobil satu lagi parkir rusak. Parkir liar itu kena timpuk," katanya.
Abdul mengaku mendengar suara seperti letusan. Tetapi, dia tidak tahu apakah itu suara petasan atau tembakan.
"Saya tahu ada 'darr..dorr..darr..dorr' biasanya yang nembak-nembak itu 'kan polisi. Biasanya ada yang lempar batu, api (petasan). Udah lama di sini, udah bertahun-tahun," sambungnya.
Sementara itu Kapolsek Setiabudi AKBP Tumpak Simangunsong membantah adanya aksi tawuran. Menurutnya, peristiwa itu adalah 'anak-anak nongkrong' dan dibubarkan polisi.
"Biasa anak-anak tanggung lagi pada nongkrong nyari sasaran, nyari lawan. Tapi keburu dibubarkan semua pulang," kata Tumpak.
Tumpak mengatakan aksi tawuran memang menjadi salah satu kerawanan yang diantisipasi polisi di bulan Ramadhan. Polisi akan meningkatkan patroli menjelang sahur untuk mengantisipasi tawuran.
"Ini ada peningkatan keamanan, selama bulan puasa ini. Kemudian kita dirikan satu pos lagi, jadi 2 pos untuk menjaga keamanan," ujar Tumpak.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini