"Rata-rata pasiennya membaik, hanya diagnosanya ini belum jelas," kata Kabid P2 Dinas Kesehatan Jeneponto Susanti Andi Mansyur saat dihubungi detikcom, Senin (6/5/2019).
Susanti menyebut munculnya kasus ini terjadi pertengahan Maret saat 25 orang warga berobat ke puskesmas. Setelah berobat, kondisi penyakit warga bertambah parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa hari kemudian, kita dari Dinkes melakukan pemeriksaan. Ditengarai malaria, tapi hasil pemeriksaan negatif. Juga dari mikroskopik itu juga negatif. DBD juga bukan, ini misterius sekali," ujar Susanti.
Karena itu, tim Dinkes akan kembali turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan guna memastikan penyakit yang diderita warga Jeneponto.
"Insyaallah besok kita akan turun kembali. Melakukan cross check kembali, karena rata-rata pasiennya membaik, hanya diagnosanya ini belum jelas," katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jeneponto Syafruddin Nurdin saat dihubungi terpisah mengatakan, dari pemeriksaan di puskesmas, sejumlah warga mengalami demam, sakit perut, dan nyeri sendi. Pemkab kemudian mengerahkan tim medis.
Hasilnya, beberapa dugaan penyakit yang diasumsikan seperti chikungunya dan zika menunjukkan hasil negatif pada sampel.
"Chikungunya, zika hasil lab juga negatif, begitu juga leptospirosis hasil lab juga negatif. Jadi disarankan untuk melakukan pemeriksaan PCR," kata Nurdin. (fiq/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini