"Mungkin karena PKS ingin mendekat. Bagian dari penyesalan Mardani dan ingin mendapatkan kompensasi politik," ujar Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf Raja Juli Antoni kepada wartawan, Minggu (5/5/2019) malam.
"Penyesalan menyerang Pak Jokowi, membuat hashtag yang memecah-belah," imbuh Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Anomali Sikap Mardani |
"Itu realisme politik Mardani saya kira. Dia tahu bahwa yang dia dukung kalah, nggak mau meneruskan kekalahan," ujar Toni.
Sebelumnya, Mardani memberikan pernyataan itu sambil menanggapi soal rekonsiliasi. Ia kemudian meminta antarkubu tak perlu saling sahut karena pemilu sudah selesai. Bahkan ia pun berhenti menyerukan tagar 2019GantiPresiden, istilahnya 'mengharamkan'.
"Contoh nih saya dikenal penggagas hashtag 2019GantiPresiden. Per 13 April saya sudah mengharamkan diri tidak boleh teriak lagi ganti presiden. Sudah selesai. Kenapa? Karena itu sudah hari terakhir kampanye. Sekarang apalagi, sudah selesai kompetisinya. Kita kembali normal," ujar Mardani di kompleks DPR, Jakarta, Jumat (3/5).
Untuk diketahui, 2019GantiPresiden berawal dari sebuah tagar yang digagas Mardani pada Maret 2018. Kemudian, relawan 2019GantiPresiden dideklarasikan pada 6 Mei 2018. 2019GantiPresiden juga sudah muncul dalam berbagai bentuk seperti atribut, takjil berbuka puasa, hingga lagu.
Saksikan juga video '#2019GantiPresiden Ditolak, Mardani: Makin Dilarang Makin Melawan':
(dkp/zap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini