Hal ini juga dilakukan para peziarah di Pemakaman Umum Kutablang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe. Saat dikunjungi detikcom, selain berdoa, para peziarah menyempatkan diri menaburkan bunga tujuh rupa. Termasuk meminta jasa warga setempat, baik pemuda maupun anak-anak, untuk membersihkan makam.
Nek Atikah (67), salah seorang penjual bunga di TPU tersebut, bercerita, saban waktu menjelang Ramadhan dan Lebaran, dia menjual bunga kepada warga yang berziarah ke makam tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jari-jari lusuh Nek Atikah mengolah bunga-bunga yang telah dibelinya itu dari pasar. Dia memotong kecil-kecil dan selanjutnya dicampur dengan tambahan aroma jeruk perut.
Bunga yang telah dicampur, kemudian diletakkan di setiap timba untuk dijajakan kepada para peziarah.
"Satu timba harganya hanya Rp 5 ribu," kata Nek Atikah ditemui detikcom, Minggu (5/5/2019).
Dia mengaku sudah lebih dari 15 tahun berjualan bunga untuk peziarah. Dia menjual pun tidak setiap harinya, hanya pada hari menjelang Ramadhan dan Lebaran.
"Saya tidak setiap hari. Hanya pada hari menjelang Ramadhan dan Lebaran saja. Kalau hari-hari biasa, saya bantu-bantu masak di tempat orang," sebut Atikah.
Dia menyebutkan, selama ini bunga yang dijualnya itu laku keras hanya pada Hari Raya Lebaran. Kalau menjelang Ramadhan tidak seberapa karena waktunya sempit. Sementara pada Lebaran, dia bisa 4-5 hari berjualan sehingga laku keras.
"Kalau jelang Ramadhan hanya beberapa saja laku. Kalau hari Lebaran banyak. Soalnya para peziarah ramai dan waktunya pun lama," tambah Atikah.
Selain Nek Atikah, banyak warga sekitar mengais rezeki menjual bunga dan minuman di TPU tersebut. Bagi para lelaki dan anak-anak, mereka memberikan jasanya untuk membersihkan makam- makam tersebut. Mereka kemudian diberikan upah ala kadar oleh pemilik makam. (gbr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini