"Mengenai semua pihak menunggu hasil resmi KPU, tentu pihak BPN menunggu juga hasil real count KPU tanggal 22 Mei. Sambil menunggu, kami memastikan C1 tetap terkumpul, lalu rekapitulasi dari kecamatan, kota, kabupaten serta provinsi terus berjalan di mana saksi-saksi kami terus mengawasi dan mencocokkan rekapitulasi dengan C1 yang ada, jangan sampai ada kecurangan," kata juru bicara BPN, Andre Rosiade, kepada wartawan, Kamis (2/5/2019).
Foto: Andre Rosiade (Azizah/detikcom) |
Andre mengatakan pihaknya saat ini tengah mengumpulkan bukti-bukti dugaan kecurangan pemilu. Menurut dia, BPN akan menghormati dan mengikuti hasil real count KPU sembari terus mewaspadai dugaan kecurangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sambil menunggu rekapitulasi, kami tetap komitmen mengumpulkan data-data kecurangan. Saya rasa itu bagian dari cara kami secara dewasa BPN Prabowo-Sandi menghadapi hasil pemilu dengan konsisten, menghubungkan data C1 dengan konsisten, mengawal rekapitulasi dari tingkat kecamatan sampai tingkat provinsi dan pusat," imbuh dia.
Andre sendiri enggan berburuk sangka terkait pertemuan Jokowi dan AHY. Dia percaya koalisi 02 akan tetap terjaga.
"Kami menghormati pertemuan itu antara Mas AHY dan Pak Jokowi dan kami percaya pertemuan itu tidak mengganggu koalisi Partai Demokrat dan Koalisi Indonesia Adil Makmur dan kita juga tahu Demokrat sampai sekarang terus menegaskan bahwa koalisi dengan kami adalah koalisi yang solid," ucap Andre.
AHY menegaskan pemilu serentak sudah diselenggarakan secara demokratis. Karena itu, semua pihak harus menghormatinya.
"Kita sabar menunggu waktunya masih ada penghitungan terus berlangsung dari hari ke hari kita monitor secara langsung berapa persen rekapitulasi. Nah mudah-mudahan paling akhir 22 Mei kita semuanya bisa menerima apa pun hasil yang akan dijelaskan oleh KPU," sebut AHY.
Lihat video saat Bertemu Jokowi, AHY: Semua Harus Bisa Terima Apapun Hasil dari KPU:












































Foto: Andre Rosiade (Azizah/detikcom)