Itulah pernyataan yang disampaikan sejumlah tokoh usai coblosan pemilu. Selain mendorong agar pemilu jangan dibaperin, sejumlah pihak mendorong rekonsiliasi dua kubu yang bersaing, yaitu Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Terlebih, muncul isu-isu seperti boikot nasi padang karena hasil pilpres di Sumatera Barat.
Isu boikot nasi padang berhembus setelah perolehan suara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga unggul dari Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf di Pilpres 2019 versi quick count. Sandiaga berharap tak ada pihak yang baper.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari itu, Sandiaga mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu julid dalam menyikapi hasil Pemilu 2019. Mantan Wagub DKI Jakarta itu juga meminta semua pihak tidak menjadi nyinyir dalam menyikapi hasil sementara pemilu.
"Kita pastikan jangan juniper, hasil dari pilpres ini jangan buat orang julid, nyinyir, dan baper," sebut Sandiaga.
Seruan serupa juga datang dari Ketum PAN sekaligus Ketua MPR Zulkifli Hasan. Zulkifli yang juga menjabat Ketua MPR mengingatkan soal persatuan bangsa. Menurutnya, berbeda pilihan adalah hal biasa dalam demokrasi.
"Saudaraku dan sahabat semua, di masa masa krusial penghitungan suara ini, mari tetap jaga dan rekatkan persaudaraan kita sesama anak bangsa. Pilihan boleh beda, Merah Putih kita tetap sama," ucap Zul di Twitter-nya. Pernyataan Zul ini merupakan rangkaian cuitannya dalam rangka menjelaskan perbincangannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana.
Selain itu, ormas Islam menyerukan Jokowi dan Prabowo segera bertemu untuk rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019. Semakin cepat pertemuan dilakukan akan semakin baik.
"Diharapkan tadi makin cepat makin baik apabila Pak Jokowi dapat bertemu dengan Pak Prabowo. Itu kita semua mendukung apabila ada rekonsiliasi seperti itu," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) setelah menerima sejumlah pimpinan ormas Islam dan tokoh Islam di kediamannya, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (22/4).
Halaman 2 dari 2











































