TKN Deklarasi Jokowi Menang di Sulut: Toleransinya Begitu Baik

TKN Deklarasi Jokowi Menang di Sulut: Toleransinya Begitu Baik

Adhi Indra - detikNews
Kamis, 25 Apr 2019 19:50 WIB
Usman Kansong (Rolan/detikcom)
Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) mendeklarasikan kemenangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin di Sulawesi Utara (Sulut) pada Pilpres 2019. TKN menyebut Sulut sebagai salah satu daerah dengan tingkat toleransi yang tinggi.

"Sulawesi Utara juga menjadi kantong suara Pak Jokowi dan Sulawesi Utara kita kenal sebagai daerah yang toleransinya itu begitu baik, begitu kuat ya. Ketika di daerah lain gangguan-gangguan intoleransi terjadi, tetapi Sulawesi Utara bisa menjaga dengan baik," kata Direktur Komunikasi Politik TKN, Usman Kansong, di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usman menyampaikan terima kasih atas partisipasi masyarakat Sulut di Pilpres 2019. Menurut Usman, Sulut menjadi salah satu provinsi dengan perolehan suara terbanyak untuk pasangan nomor urut 01.

"Kami juga sangat menghargai partisipasi masyarakat Sulawesi Utara, ini juga termasuk salah satu provinsi yang perolehannya paling besar ya. Jadi ada Bali, kemudian Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, kemudian Jawa Timur, Jawa Tengah. Itu perolehannya luar biasa, kami sangat mengapresiasi dan ini terjadi sejak 2014," ujarnya.



Wakil Direktur Saksi TKN Lukman Edy merinci data Pilpres 2019 yang masuk di Sulut. Lukman mengklaim suara Jokowi-Ma'ruf mencapai 75,68 persen.

"Kami juga ingin men-declare klaim kemenangan di Sulawesi utara. Data yang sudah masuk 731.258 suara, 38,33%, tapi sudah mulai stabil. Perolehan suara kita di angka 75,68 persen, sementara 02 sebesar 24,32 persen.



Lukman juga menepis klaim kemenangan kubu 02 di Sulut. Bagi Lukman, klaim kemenangan Prabowo-Sandiaga merupakan suatu kebohongan yang luar biasa.

"Pihak sebelah klaim menang di Sulawesi Utara sebanyak 57 persen, ternyata hanya ada satu TPS di dalam data mereka. Klaim kemenangan 57 persen hanya dari satu TPS saja, saya kira ini sebuah kebohongan yang luar biasa dalam rangka untuk mempengaruhi opini publik," imbuh Lukman.

"Makanya sampai dengan sekarang, mereka tidak berani untuk membuka war room mereka, tidak berani untuk membuka metodologi mereka, ditantang oleh lembaga-lembaga survei, dan tidak berani untuk membuka data-data mereka," sambung dia.



Sementara itu, Direktur Kampanye TKN Benny Rhamdani mengaitkan kemenangan Jokowi-Ma'ruf dengan Pilpres 2014. Jokowi saat itu menang dengan selisih tidak terlalu banyak.

"Kalau flashback Sulawesi Utara Pilpres 2014, kemenangan Pak Jokowi melawan Prabowo-Hatta waktu itu, Pak Jokowi di angka 53,88%, kemudian Prabowo-Hatta di angka 46,12%. Kalau konversi ke suara, kemenangan Pak Jokowi yang mendapatkan dukungan 724.053 suara, Pak Prabowo didukung dengan jumlah 620.095 suara," ujar dia.

Selain itu, Benny memastikan narasi kecurangan dari kubu 02 tidak terkait pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) di sejumlah TPS pada Pilpres 2019. Benny menegaskan tak ada kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif.

"Kemudian untuk kemenangan di tahun 2019 sudah menyampaikan tadi secara statistik ya, tapi yang ingin saya sampaikan bahwa di Sulawesi Utara terjadi pemungutan suara ulang yang dilakukan di 51 TPS, nah apakah pemungutan suara ini ada kaitan dengan narasi-narasi besar yang dibangun oleh 02 terkait adanya kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis, dan juga masif ternyata tidak ada," bebernya.

"Jadi case Sulawesi Utara terkait PSU di 51 TPS tidak terkait dan tidak ada hubungannya dengan narasi-narasi besar yang disampaikan oleh 02 seolah-olah ada kecurangan yang bersifat TSM yang menguntungkan 01," sambungnya. (knv/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads