Sosok Nasrullah sendiri sejatinya tak begitu menonjol dan layaknya sebagai reserse lainnya, tugas utama Nasrullah tak pernah lepas dari aksi dan tindak lapangan yang hari-harinya disibukkan dengan para pelaku kriminal.
Catatan karirnya sebagai seorang reserse cukup cemerlang. Sejak bergabung di Tim Khusus Polda Sulsel, berbagai kasus kriminal berhasil dia ungkap bersama timnya. Mulai dari kasus berkategori ringan, hingga yang menjadi atensi pimpinan Polri. Mulai dari kasus begal hingga kasus pembunuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun siapa sangka, Nasrullah yang notabene adalah seorang reserse, menyimpan sisi istimewa,dan kharismatim dibalik seragam cokelatnya, Bripka Nasrullah ternyata adalah seorang Hafiz (Penghafal) Alquran.
Hal itu terlihat saat Nasrullah mengikuti wisuda Hafiz di Pondok Pesantren Tahfizhul Qur'an Al Imam Ashim Antang, Ahad, 21 April 2019. Sosok Nasrullah yang dikenal sebagai seorang Polisi muncul diantara wisudawan yang notabene adalah para santri yang masih remaja.
Diketahui, Nasrullah memang pernah menghabiskan masa pendidikannya di sebuah pesantren di Takalar. Sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang anggota Polisi.
"Alhamdullilah di masa SMP hingga SMA, saya memang menghabiskan pendidikan saya di Pesantren," kata Nasrullah, di Makassar, Kamis 25/4/2019).
Namun, saat itu, Nasrullah mengaku tak begitu banyak menghafal ayat Alquran.
"Saat SMA, saya sempat kehilangan hafalan karena fokus mempersiapkan diri mendaftar untuk menjadi polisi. Polisi memang sudah menjadi impian saya sejak kecil dam akhirnya, impiannya itu tercapai seperti saat ini," jelasnya.
Nasrullah yang pernah bertugas sebagai dalam Misi Perdamaian PBB sebagai Formed Police Unit di Sudan, Afrika tahun 2012-2013 kadang sedih melihat anak-anak yang sudah mampu hafal Al quran. Olehnya itu Ulla terus meningkatkan hafalanya.
"Saya tidak tahu. Hati dan pikiran saya merasa tidak bisa terima. Saya juga kadang malu melihat diri saya yang kalah dengan anak-anak yang sudah mampu menghafal Alquran," kenangnya.
Di tengah kegusaran itulah, Ulla, sapaan karibnya, kembali menguatkan diri mendalami ilmu yang dulu pernah digelutinya. Ditengah aktivitasnya mengejar penjahat, Ulla mampu meneruskan hafalan Alquran, meski dengan harus belajar sendiri.
Semaksimal mungkin, waktunya disisihkan untuk terus belajar dan menghafal ayat demi ayat. Baik mendengarkan maupun mengulang ayat demi ayat perharinya.
"Metodenya ya mengulang setiap beberapa ayat perhari. Minimal 1 halaman 1 hari. Kadang mengulang hafalan sembari bertugas di lapangan. Nanti kalau ada waktu luang, saya kadang mengisinya dengan menemui ustaz yang bisa membimbing," ujarnya.
![]() |
Metode itu telah dilakukan sejak 6 bulan terakhir. Dan alhasil, saat ini, hafalan ayah satu anak ini pun sudah mencapai 10 Juz. Sisa 20 juz lagi untuk menyempurnakan impiannya tersebut.
Ke depan, Nasrullah mengaku memiliki target untuk khatam 30 juz. Waktu yang ditargetnya pun tidak main-main, yakni satu tahun ke depan.
"Insyaallah, saya tidak mau kalah dengan adik-adik santri yang sudah khatam 30 juz di usia belasan tahun," tutupnya. (rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini