Semua bermula ketika Farhat memenuhi panggilan polisi untuk memberikan klarifikasi terkait laporannya soal kasus hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (22/4/2019). Farhat meminta polisi turut memproses Prabowo Subianto, yang menurutnya ikut menyebarkan kabar bohong soal Ratna ke publik.
"Kabar bohong, berita bohong, penyebaran (berita bohong) karena mereka selalu mengaitkan ini dengan pilpres, seolah-olah ini akibat rezim, padahal mereka buat sendiri," kata Farhat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Untuk itu, menurutnya, polisi perlu memeriksa Prabowo agar kasus ini menjadi efek jera bagi masyarakat lainnya untuk tidak menyebarkan berita hoax.
"Prabowo harus dihukum seperti Ratna Sarumpaet, baru orang mengerti itu kesalahan dari Prabowo. Tapi, kalau misalnya dibohong-bohongi orang, 'oh itu tiba-tiba dia ngomong', 'oh itu kata Ratna' nggak bisa," lanjutnya.
Apa respons timses Prabowo? Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, membela jagoannya.
Andre menganggap pernyataan Farhat politis. Selain itu, dia menyebut pernyataan Farhat aneh.
"Perlu Saudara Farhat ketahui, Pak Prabowo juga menjadi korban hoax dari Mbak Ratna. Sehingga sangat aneh dan sangat politis kalau Anda ingin Pak Prabowo dikriminalisasi dalam kasus Mbak Ratna," kata Andre.
Andre mengatakan Farhat sebaiknya tidak terlalu sibuk mengurusi Prabowo. Dia menyarankan Farhat mengurusi pencalegan sendiri saja. Untuk diketahui, Farhat merupakan caleg dari PKB.
"Saran saya untuk Saudara Farhat, lebih baik Anda urus pencalegan Anda saja daripada urus Pak Prabowo," sebut Andre. (gbr/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini