"Kita hidup di era jejak digital kita tercatat di internet, di Google. Diketik saja lembaga-lembaga quick count itu, bagaimana record mereka dalam membuat quick count. Dan apabila lembaga quick count berdiri 10 tahun yang lalu, apabila semua akurat, ya hasilnya pun mirip-mirip," kata Denny JA di kantornya, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (17/4/2019).
Denny JA menegaskan mereka memberikan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Dia lantas berbicara soal rekam jejak LSI Denny JA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pilpres 2004 kami sudah berdiri. Lima puluh lembaga survei pernah nyantri di LSI. Jika kita macam-macam memberitakan yang salah, itu sama saja menggali kubur sendiri. Record 15 tahun hanya dikubur manuver 1 hari. Semua klaim boleh diajukan, hanya 5 detik saja ketik di Google terbaca itu semua," sebut Denny JA.
Sebelumnya diberitakan, eks Danjen Kopassus Prabowo Subianto mengklaim kubu pasangan 02 menang di Pilpres 2019. Selain itu, Prabowo menuding ada upaya dari lembaga-lembaga survei yang merilis hasil quick count.
"Semua relawan untuk mengawal kemenangan kita di seluruh TPS dan kelurahan. Saya tegaskan di sini, ada upaya dari berbagai survei tertentu untuk menggiring opini seolah-olah kita kalah," imbuh Prabowo.
Simak Juga "TKN Yakin Kubu Prabowo Tak akan Mobilisasi Massa":
(gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini