"Kita ini warga negara sama-sama loh, bukan warga negara asing. Itu yang saya ingin katakan. Dan semoga nanti kalau hasilnya apa pun, ya, kita riang gembira saja," ujar Megawati di kediamannya, Jalan Kebagusan Dalam IV No 45, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
"Saya kan juga pernah ikut pemilihan presiden. Waktu kalah ya saya ndak ribut. Ya sudah, ketawa saja, 'ayo, kita makan-makan'. Itu pilihan rakyat," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden RI ke-5 ini mengatakan pemilu bukan hal baru karena sudah ada sejak 1955. Megawati meminta anak muda tidak menyebarkan hoax dan kebencian.
"Saya kan selalu mengatakan kalian juga sebagai warga negara harus menyiarkan hal-hal yang baik. Jangan lalu menangkap yang namanya hoax kebencian," tuturnya.
Dalam Pilpres 2004, Megawati berpasangan dengan Hasyim Muzadi. Mega-Hasyim melawan duet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK), yang kemudian terpilih sebagai presiden-wakil presiden.
Pada Pilpres 2009, Megawati kembali maju dan berpasangan dengan Prabowo Subianto. Duet Megawati-Prabowo kala itu melawan SBY-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto. Hasilnya, SBY-Boediono menang dan Megawati kalah lagi saat itu.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga mengatakan Megawati ingin pemilu dilaksanakan dengan riang gembira. Hasto menyinggung ancaman people power yang sempat disampaikan oleh Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.
"Maka tadi Ibu Megawati Soekarnoputri mengingatkan bagaimana beliau pada (Pilpres) 2004 dan 2009. Tetap mereka yang sebelumnya memberikan tekanan-tekanan pada penyelenggara pemilu dengan ancaman people power untuk tidak melakukan hal tersebut karena akan berhadapan dengan kekuatan rakyat itu sendiri," ucap Hasto.
Tonton video Jokowi atau Prabowo, Rhoma Irama Harapkan Perubahan:
(azr/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini