Novel Minta Tim Pencari Fakta, Jokowi Serahkan ke Tim Gabungan

Round-Up

Novel Minta Tim Pencari Fakta, Jokowi Serahkan ke Tim Gabungan

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 12 Apr 2019 19:09 WIB
Penyidik KPK Novel Baswedan (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Penyidik KPK Novel Baswedan mengalami teror air keras 2 tahun lalu dan hingga kini belum terungkap. Sebagai korban, Novel meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk TGPF mengungkap kasusnya, sementara Jokowi menyerahkan kepada tim gabungan bentukan Kapolri untuk menuntaskan kasus ini.

Teror air keras terhadap Novel itu terjadi pada 11 April 2017. Dia disiram air keras setelah salat Subuh di Masjid Al-Ihsan, tak jauh dari rumahnya di Jalan Deposito T Nomor 8, RT 03 RW 10, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Novel langsung dibawa ke RS Mitra Keluarga setelah peristiwa itu. Perawatan Novel kemudian dipindah ke RS Jakarta Eye Center, Menteng, pada hari yang sama hingga kemudian dipindah ke Singapura untuk menjalani operasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Polisi sebenarnya sempat menunjukkan sketsa wajah terduga pelaku teror air keras pada Novel. Namun, hingga 2019, belum juga terungkap siapa sebenarnya pelaku dan motif penyiraman air keras itu.

Permintaan dibentuknya tim gabungan pencari fakta (TGPF) bentukan Presiden berulang kali disampaikan Novel, koalisi masyarakat sipil, maupun Wadah Pegawai KPK.

"Saya tetap mendesak Presiden Jokowi mau membuka jalan pengungkapan dengan membentuk TGPF yang independen dan tidak tersandera dengan kepentingan politik," kata Novel saat peringatan 700 hari belum terungkapnya kasus teror, Selasa (12/3).

Sebenarnya sudah ada tim gabungan yang dibentuk untuk mengusut kasus teror terhadap Novel. Tim gabungan itu dibentuk Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan berisi sejumlah pakar. Tim tersebut dipimpin Komjen Idham Azis.



Tim gabungan itu dibentuk berdasarkan rekomendasi dari Komnas HAM. Kinerja tim gabungan bentukan Kapolri ini juga sempat dikritik oleh Novel.

"Tim gabungan yang dibentuk Kapolri belum terlihat hasil kerjanya, dan tidak mau menunjukkan kesungguhannya mengungkap semua serangan terhadap insan KPK lainnya," kata Novel.



Nah, tim gabungan inilah yang diminta Jokowi menuntaskan pengusutan kasus teror air keras terhadap Novel. Jokowi meminta semua pihak menanyakan informasi pengusutan kasus Novel kepada tim itu.

"Itu kan sudah ada tim gabungan di Polri, yang terdiri dari polisi, Ombudsman, dan KPK sendiri," kata Jokowi saat ditemui wartawan di kawasan Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/4/2019).

Presiden JokowiPresiden Jokowi (Rengga Sancaya/detikcom)

Dia meminta agar pengembangan kasus ini dikejar kepada tim gabungan itu. Jokowi mengatakan pertanyaan terkait kasus Novel tak perlu lagi kepada dirinya karena sudah ada tim gabungan.

"Tanyakan kepada mereka, kejar kepada mereka hasilnya seperti apa. Jangan dikembalikan ke saya lagi. Apa gunanya sudah dibentuk tim gabungan seperti itu?" tegas Jokowi.

"Ya tanyakan ke mereka, belum ditanyakan ke sana, kok," pungkas Jokowi.
Halaman 2 dari 2
(haf/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads