Pangi mengatakan, berdasarkan hasil penelitian, para undecided voters itu masih menyembunyikan pilihan. Karena itu, suara mereka diprediksi menjadi kejutan.
"(Jumlah undecided voters) belasan sampai jutaan orang. Ini yang jadi silent voters. Mereka belum memutuskan apakah menunggu masa kampanye, debat terbuka, apa menunggu bantuan logistik. Mereka sengaja masih tidak jujur. Saat ini yang sering kali timbul, pas hari pencoblosan nanti 17 April 2019 barulah mereka ungkap di atas kertas suara," ujar Pangi di Gado-Gado Boplo, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangi mencontohkan undecided voters yang pernah terjadi di Amerika Serikat pada 1982, ketika Tom Bradley maju di pemilihan Gubernur California. Kala itu, Tom Bradley selalu unggul di setiap survei, tapi kalah dalam pemilihan. Penyebabnya, undecided voters berpihak kepada lawan.
"Jadi ya tergantung kedua pasangan ini (Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga) bagaimana memikat hati kelompok undecided voters di sisa-sisa hari menuju pencoblosan," jelasnya.
Sebelumnya, survei Voxpol menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapat suara 48,8%, sedangkan Prabowo-Sandi 43,3%. Pangi mengatakan elektabilitas tersebut dihasilkan secara tertutup menggunakan simulasi surat suara.
"Kalau kita tanya langsung tanpa surat suara itu, hasilnya Jokowi-Ma'ruf mendapat 46,8%, sedangkan Prabowo-Sandi 39,7% dan undecided voters 13,5%, walau tetap saja Jokowi masih unggul," ujarnya dalam rilis survei di Gado-Gado Boplo, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/4).
Simak Juga "TKN Klaim Gaya Kalem Jokowi Direspons Positif Swing Voters":
(eva/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini