Dalam surat itu, SBY pada Sabtu, 6 April 2019, mengaku mendapat informasi yang mengandung kebenaran mengenai kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di Gelora Bung Karno (GBK) pada Minggu (7/4). SBY menyebut kampanye akbar Prabowo-Sandi mengandung unsur ketidaklaziman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bisa memahami kegelisahan SBY, terlebih dalam putaran terakhir ini Pak Prabowo menampilkan sosok yang mudah emosional, kemudian menampilkan kampanye yang berbeda jauh dari yang diharapkan Pak SBY," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Senin (8/4).
Hasto mengaku sependapat dengan SBY, yang menyebut kampanye Prabowo-Sandiaga tidak lazim dan tidak inklusif. Menurutnya, kampanye 02 di GBK tidak mencerminkan nilai-nilai keindonesiaan. Apalagi, lanjutnya, SBY sosok pemimpin yang santun.
"Kami sangat memahami kegelisahan SBY itu. Apalagi dia (SBY) sosok pemimpin yang santun, yang tidak menyukai kata-kata kasar, fitnah, dan hoax, yang selama ini banyak dilakukan oleh pendukung Prabowo-Sandi," ujar Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf itu.
Sementara itu, BPN Prabowo-Sandi menepis anggapan kampanye akbar di Stadion GBK tak inklusif. BPN pada saat itu yakin SBY akan gembira setelah menerima laporan soal detail kampanye di GBK.
"Jadi kampanye akbar di GBK adalah manifestasi keikhlasan rakyat untuk menjemput perubahan, bukan politik amplop dan sembako," ujar Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Polemik di tengah pernyataan SBY itu direspons oleh Demokrat. Sekjen PD Hinca Pandjaitan meminta jangan ada yang mengadu domba Demokrat dengan Prabowo beserta Koalisi Indonesia Adil dan Makmur. Sebab, katanya, apa yang disampaikan SBY sebagai bentuk pengalaman mengingat SBY selama 10 tahun menjadi presiden.
"Saya katakan, saya minta semua orang, teman-teman, atau siapa pun kita, tidak mengadu dombalah, tidak menggunakan kesempatan ini untuk kepentingan sesaat. Apa yang disampaikan oleh Pak SBY ini lebih pengalaman dia sebagai presiden 10 tahun untuk mengingatkan kita tidak terpecah, tapi kita bersatu menuntaskan ini. Siklus 5 tahunan ini tetap berjalan dengan baik dan keindonesiaan kita tetap utuh," jelas Hinca.
Komandan Kogasma PD Agus Harimurti Yudhono (AHY) juga menyampaikan, pesan tersebut ditulis SBY sebagai bapak bangsa. SBY, kata AHY, ingin Indonesia untuk semua. Selain itu, SBY minta toleransi dibangun, jangan ada eksklusifitas.
"Bisa membangun kehidupan keluarga, bisa inklusif agar anak-anak bangsa meyakinkan Indonesia bisa utuh," terang dia.
Halaman 2 dari 2