Kawal Proses Coblosan, Jaga Pemilu Diluncurkan

Kawal Proses Coblosan, Jaga Pemilu Diluncurkan

Jefrie Nandy Satria - detikNews
Senin, 08 Apr 2019 16:46 WIB
Foto: Launching JagaPemilu.com (Jefrie/detikcom)
Jakarta - Platform partisipasi publik JagaPemilu.com diluncurkan. Masyarakat bisa memberikan informasi adanya dugaan kecurangan atau pun tekanan yang dihadapi siapapun terkait pelaksanaan Pemilu 2019.

Peluncuran JagaPemilu.com digelar di Mie Aceh Seulawah, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019). Hadir Insiator platform ini yakni Abdul Malik Raharusun serta rekannya masing-masing Muharam Yamlean (Tim Pendidikan), Satria Perdana (Tim IT), Azhar Al Musa (Tim Hukum).

Abdul menjelaskan hadirnya JagaPemilu.com ini berawal diskusi ringan awal April 2019. Mereka mendapat banyak saran dan masukan juga keresahan-keresahan terkait partisipasi milenial di Pemilu 2019. Saat itu marak isu ketidaknetralan aparatur pemerintahan atau institusi negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Termasuk juga dengan isu, entah itu hoax atau fakta yang beredar di jagad media sosial kita terkait tingkat kecurangan, termasuk juga intimidasi dan pressure dari kelompok. Entah kelompok institusi atau ormas. Bagi pemilih itu cukup menggangu ketenangan proses demokratisasi kita, yang seharusnya pemilu dilaksanakan dengan rasa senang, tenang, nyaman, karena beredarnya hoax atau berita-berita yang simpang siur, itu bagi kami menggangu kenyamanan atau paling tidak kemerdekaan demokrasi," kata Abdul.


Menurut Abdul, dari situlah awal lahirnya ide membuat platform JagaPemilu.com. Platform ini menurutnya akan menampung siapapun orang ataupun institusi yang ingin melaporkan adanya tekanan yang dialami terkait pemilu.

Abdul mengatakan, dirinya ingin Pemilu 2019 berlangsung langsung, umum, bebas, rahasia (Luber) serta jujur dan adil (Jurdil). Tidak boleh ada pihak manapun yang melakukan intervensi.

Kawal Proses Coblosan, Jaga Pemilu DiluncurkanFoto: Launching JagaPemilu.com (Jefrie/detikcom)

Platform JagaPemilu.com ini dibuat ringkas. Pengguna tinggal mengisi form, layaknya Google Form, mengenai asal instansi, bentuk kecurangan, dan menyertai bukti-bukti dokumen atau foto. Abdul mengatakan platform ini tidak mensyaratkan identitas untuk melapor, karenanya masyarakat tidak perlu khawatir. Meski demikian, pihaknya membuka opsi jika pelapor berkenan memberikan nomor atau alamat email untuk dihubungi, agar informasi dapat diverifikasi kebenarannya.

Abdul menyatakan pembiayaan JagaPemilu.com ini bersumber dari kocek pribadi para inisiator. Biayanya menurutnya juga tidak fantastis karena merupakan platform biasa yang bisa dikerjakan sejumlah anak muda. Dia menegaskan tidak ada satu pun dari inisiator yang menjadi anggota partai politik atau tim sukses peserta pemilu baik Pileg maupun Pilpres.


Kembali ke JagaPemilu.com, Abdul mengatakan Pemilu adalah pesta demokrasi. Jangan sampai frekwensi golput meningkat di 2019 ini karena adanya tekanan-tekanan. Pemilu harus berlangsung jujur dan adil bagi semua.

"JagaPemilu.com ini selain mendorong milenial atau anak muda atau golongan putih untuk memilih, yang kedua dan yang paling penting sebenarnya mengurangi rasa ketakutan, ketakutan untuk menyuarakan pendapat dalam demokrasi," ujarnya.

Meski sulit dibuktikan, lanjut Abdul, banyak sekali informasi beredar dengan indikasi yang sangat kuat mengenai penyalahgunaan kewenangan di institusi-instutusi pemerintahan maupun badan usaha milik negara. Salah satu yang dia singgung adalah soal pengakuan Kapolsek Pasirwangi Kabupaten Garut, Jawa Barat, AKP Sulman Azis. Menurutnya, meski akhirnya Sulman telah membantah pemyataannya sendiri, namun publik kadung percaya bahwa tekanan itu memang benar-benar ada.

"Kita tahu bahwa baru-baru ini ada kasus AKP Sulman Aziz di Kapolsek Pasar Pasirwangi, Garut, ya. Meskipun beliau sudah klarifikasi bahwa tidak ada proses instruksi itu tapi ya itu tadi, Ini sudah menjadi bola liar di masyarakat kita. Kemudian menciptakan stigma tertentu terhadap institusi negara. Bagi kami jagapemilu.com hadir untuk paling tidak, yang pertama, jika benar kalau ada kelompok, entah itu ormas, kemudian institusi pemerintah, atau institusi apapun juga yang mungkin saja berniat melakukan penekanan atau intimidasi berjalannya demokrasi. Dengan adanya JagaPemilu.com paling tidak mereka merasa sudah banyak elemen masyarakat yang bergerak melakukan pengawasan, melakukan pressure untuk proses pemilu yang berjalan secara jujur dan adil," jelasnya.

"Kemudian yang kedua, ini bagi pemilih juga memberikan rasa aman, nyaman, kemerdekaan, bahwa kita tidak sendiri untuk menyuarakan hak demokrasi kita. Tetapi di luar sana banyak elemen masyarakat yang bersama dengan kita untuk menyuarakan hak-hak demokrasi. Salah satunya selain media, sebagai pilar demokrasi, juga tentang kami, JagaPemilu.com," sambungnya. (hri/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads