Tanggapi Salat Saf Campur di Kampanye Prabowo, Ma'ruf: Mestinya Dipisah

Tanggapi Salat Saf Campur di Kampanye Prabowo, Ma'ruf: Mestinya Dipisah

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Minggu, 07 Apr 2019 21:59 WIB
Ma'ruf Amin (Lisye Sri Rahayu/detikcom)
Jakarta - Ada salat dengan saf yang campur antara laki-laki dan perempuan saat rangkaian kampanye akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tadi subuh. Calon wakil presiden pendamping Joko Widodo yang dikenal sebagai ulama, KH Ma'ruf Amin, heran.

"Memang saya nggak paham bagaimana dia mengaturnya itu. Mestinya (saf) dipisah laki-laki dan perempuan," kata Ma'ruf di Hotel Grand Zuri, Tangerang, Banten, Minggu (7/4/2019).



Dia merujuk ke pelaksanaan salat berjamaah di Masjidil Haram, Arab Saudi. Memang di tempat itu ada pengecualian, saf salat berjamaah bisa campur antara laki-laki dan perempuan. Namun di era kini, pengaturan saf di Masjidil Haram sudah lebih teratur. Laki-laki berada di saf bagian depan, sementara perempuan di saf bagian belakang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masjidil Haram itu pengecualian. Tapi Masjidil Haram juga dipisah. Sekarang agak ketat, pakai alat pemisah begitu. Polisinya (di Masjidil Haram) kan harus sekali itu memisahkan," kata Ma'ruf.



Ketua Umum GNPF-U Yusuf Muhammad Martak sudah memberi penjelasan terkait bercampurnya jemaah laki-laki dan perempuan dalam satu saf. Dia menegaskan tak ada unsur kesengajaan mencampurkan lelaki dan perempuan dalam satu saf salat. Karena kondisi massa yang padat, ada perempuan yang salat di dekat lelaki meski tak bersebelahan. Lokasi kampanye di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

"Cuma saya tidak tahu di dalam keadaan yang sudah darurat, karena sudah padatnya umat seperti kejadian seperti, ya contoh, seperti di Masjidil Haram, kadang-kadang itu berdekatan, hampir bersebelahan walaupun tidak bersenggolan ya. Sifatnya darurat tapi tidak ada setting saf salat itu, itu hal yang tidak mungkinlah karena kepanitiaannya juga dari kita juga ngerti semualah," kata Yusuf Martak. (dnu/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads