Tepis Kecurigaan, Polisi: Penyidik Buchari Muslim Tak Paham Kampanye

Tepis Kecurigaan, Polisi: Penyidik Buchari Muslim Tak Paham Kampanye

Audrey Santoso - detikNews
Minggu, 07 Apr 2019 08:06 WIB
Foto: Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono (Rolando)
Jakarta - Penangkapan Buchari Muslim yang berdekatan dengan acara kampanye akbar capres Prabowo Subianto di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dicurigai bermuatan politik oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid. Polisi menuturkan waktu penangkapan Buchari yang berdekatan dengan kampanye akbar hanya kebetulan dan penyidik tidak paham jadwal kampanye capres.

"Kebetulan saja pas berdekatan. Tidak ada tendensi berkaitan dengan penanganan kasus tersebut. Penyidik tidak paham ada jadwal kampanye, tahunya menyidik saja," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada detikcom saat dikonfirmasi, Minggu (7/4/2019).



Argo menyebut penanganan kasus Buchari juga bukan hal yang mengada-ada. Pasalnya pihak Polda Metro Jaya memang menangani kasus yang menjerat Buchari berdasarkan laporan masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesuai dengan laporan pelapor korban, sebelumnya sudah dilakukan penyelidikan," jelas Argo.

Dia pun menerangkan, pihaknya telah memberi waktu pada Buchari dan orang yang melaporkan Buchari untuk menyelesaikan kasus mereka secara kekeluargaan. Namun cara tersebut tak berhasil menyelesaikan masalah.



"Sudah dikasih waktu untuk menyelesaikan. Tidak selesai sehingga dilakukan gelar yang kesimpulannya terlapor memenuhi unsur untuk ditetapkan sebagai tersangka. Penyidikan secara profesional dan proporsional," terang Argo.

Kasus ini bermula ketika Buchari menawarkan pengurusan visa haji kepada 27 jemaah dari pelapor yaitu Jamaludin. Buchari saat itu mengaku bisa membantu membuatkan visa haji furoda (haji nonkuota).

Selanjutnya, Jamaludin dan Buchari bertemu di depan Kedutaan Besar Arab Saudi dan melakukan transaksi. Korban menyerahkan uang USD 136.500 berikut 27 paspor kepada Buchari untuk pengurusan visa haji furoda.

Akan tetapi, tiga hari setelah uang itu diserahkan, visa haji furoda tidak kunjung keluar dan Buchari pun tidak memberi kabar. Jamaludin kemudian meminta bantuan kepada Syekh Ali Jabber untuk menghubungi Buchari.



Hingga akhirnya Jamaludin dan Buchari bertemu serta Buchari membuat surat pernyataan telah menerima uang dan 27 paspor dari Jamaludin. Namun hingga kasus itu dilaporkan ke polisi, Buchari tidak kunjung mengembalikan uang Jamaludin.

Sebelumnya Hidayat Nur Wahid mengaku maklum jika publik membaca penanganan kasus Buchari Muslim bermuatan kepentingan politik. Dia mempertanyakan kenapa baru sekarang pendiri Persaudaraan Alumni (PA) 212 itu ditangkap.

Hidayat Nur Wahid mengatakan penangkapan Buchari bukan sebagai PA 212 namun berbagai judul berita menyebut sebagai pendiri PA 212.

"Pak Buchari, beliau diambil bukan karena pendiri PA 212, tapi kenapa judulnya begitu," kata Hidayat usai kampanye akbar PKS di Semarang, Sabtu (6/4).

Kemudian ia juga mempertanyakan kenapa kasus yang dilaporkan sejak Juni 2018 itu baru ada penangkapan menjelang Pemilu. Hal itu menurut Hidayat memberikan tafsiran ada hubungan dengan politik.

"Harusnya penegakkan hukum itu dijauhkan dari momentum yang sangat mudah orang mencurigai terkait dengan masalah politisasi," imbuhnya.


Saksikan juga video 'Pendiri PA 212 Ditangkap Karena Kasus Penipuan Visa Haji, Begini Modusnya':

[Gambas:Video 20detik]

(aud/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads