Ansor DKI Soal Luhut Beri Amplop: Bisyaroh ke Kiai Hal Lumrah

Ansor DKI Soal Luhut Beri Amplop: Bisyaroh ke Kiai Hal Lumrah

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 05 Apr 2019 14:33 WIB
Foto: Jajaran GP Ansor DKI/Dok GP Ansor DKI
Jakarta - Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panndjaitan memberikan klarifikasi mengenai video viral pemberian amplop kepada Kiai Zubair Muntasir di Bangkalan, Jawa Timur. GP Ansor DKI menilai pemberian bisyaroh untuk seorang kiai merupakan hal yang lumrah.

Sekretaris PW GP Ansor DKI Jakarta, Dendy Zuhairi Finsa meminta masyarakat dan warganet berpikir obyektif tentang tradisi pemberian amplop, hasil bumi atau apapun kepada Kiai.

"Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke Kiai nggak ngasih bisyaroh," ujar Dendy dalam keterangan tertulisnya, yang dikuti Jumat (5/4/2019).

Dendy mengungkapkan, apa yang dilakukan Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan kepada Kiai Zubair Muntasir, Bangkalan, Madura, beberapa waktu lalu, sebagai bentuk penghormatan kepada Kiai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kiai Zubair itu sesepuh Bangkalan. Cicit dari Syaikhona Cholil. Pengasuh Pesantren Nurul Cholil, Demangan. Beliau biasa menerima kunjungan siapa pun. Termasuk kunjungan pejabat negara, politisi sampai rakyat jelata biasa sowan kepada beliau. Jadi kunjungan Pak Luhut ke sana, tak usah digoreng untuk menghina Kiai," kata Dedy.

Menurut Dendy, saat ini ada kecenderungan mendegradasi Marwah para kiai, dengan memelintir peristiwa atau menjadikannya sebagai bahan fitnah.

"Kiai menerima tamu itu biasa. Beliau-beliau itu peka perasaanya. Tak mau menyinggung tamunya, dengan menolak pemberian, bisyaroh atau oleh-oleh dari tamunya. Jangan dipelintir apalagi dibikin untuk memfitnahlah. Sebab Kiai selalu menghormati siapapun yang menjadi tamunya," ujar Dendy.

Menurut Dendy, di antara bentuk penghormatan kepada tamu dalam ajaran Islam, adalah menerima apapun pemberian tamu kepada tuan rumah. Begitu juga sebaliknya, tuan rumah berkenan menjamu tamunya secara terhormat.



"Itu bentuk ikroman, penghormatan, memulyakan sesama. Terlebih jika dikaitkan dengan tradisi penghormatan terhadap ilmu. Santri atau murid memberi sesuatu kepada gurunya itu bentuk penghormatan. Pak Luhut sudah lama bergaul dengan santri dan Kiai. Sering berkunjung ke Kiai, beliau paham itu sebagai bagian dari tradisi penghormatan," kata Dendy.

Lebih lanjut, Dendy juga mengutip pernyataan Ruhut Sitompul yang mengatakan, pemberian Luhut kepada Kiai Zubair Muntasir, untuk membantu pengobatan Kiai yang baru diamputasi kakinya. "Saya juga kalau bertamu kepada teman yang sakit atau baru sembuh dari sakitnya, tentu akan memberi sesuatu, sebagai bentuk solidaritas. Apalagi sowan ke Kiai," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Luhut. Dia menyatakan pemberian bisyaroh kepada kiai Zubair merupakan bentuk balasan atas sambutan hangat.

"Sebagai tamu yang dijamu dan disambut dengan hangat, saya hanya dapat membalas dengan memberi bisyaroh sekedarnya untuk membantu pengobatan Beliau," kata Luhut. (fjp/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads