Tak Dilayani, Pedagang Eceran Ribut dengan Petugas SPBU
Selasa, 27 Sep 2005 12:19 WIB
Yogyakarta - Minimnya persediaan bahan bakar minyak (BBM), membuat pedagang BBM aceran bersitegang dengan petugas stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU). Kericuhan terjadi di SPBU Banteng, Jalan Kaliurang Km 8 Sleman, Yogyakarta. Cek-cok dipicu oleh penolakan petugas SPBU yang tidak melayani pedagang bensin eceran, meski sudah menyertakan surat keterangan yang sah.Peristiwa ini terjadi pada pukul 10.30 WIB, Selasa (27/9/2005) . Salah seorang pedagang bensin eceran Dede Rahman, warga Sinduarjo , Ngaglik, Sleman, mengaku dirinya dan beserta pedagang lainnya keberatan dan tidak bisa menerima, bila SPBU tersebut tidak melayani pedagang eceran.Lebih lanjut Dede menjelaskan, sejak tanggal 24 Oktober 2005 lalu, pihak SPBU melayani pembelian BBM dengan dirigen bagi pedagang eceran dengan syarat menyertakan surat keterangan yang disahkan mulai RT hingga kecamatan. "Kami tidak bisa menerima bila hari ini kami tidak boleh membeli lagi. Kami meminta bisa dilayani lagi," teriak Dede Rahman.Tentu saja, petugas SPBU juga mempunyai alasan menolak pedagang eceran tersebut. Menurut Slamet, petugas SPBU, pihaknya melarang karena persediaan BBM menipis dan ada pengurangan jatah dari Pertamina.Karena para pedagang tidak mau terima penjelasan petugas SPBU, cek-cok mulut tidak dapat terelakkan. Beruntung beberapa petugas dari kepolisian datang dan melerainya.Dede kemudian menjelaskan pihaknya ngotot untuk mendapat jatah BBM karena sudah memenuhi persyaratan. Sejak dua hari lalu, ada persyaratan pedagang eceran boleh membeli BBM setelah menyerahkan surat-surat keterangan lengkap kepada petugas SPBU. Petugas kemudian mencatat dan memberi kupon pembelian dengan jumlah maksimal 30 liter.Namun karena jatah yang diberikan Pertamina berkurang, hari ini dicapai kesepakatan para pedagang hanya diperbolehkan membeli 20 liter. Adanya jatah baru ini dibenarkan pihak SPBU. Slamet mengatakan pihaknya telah bernegosiasi dengan para pedagang eceran dan disepakati pengurangan jatah dari 30 liter menjadi 20 liter. "Mekanismenya sama dengan menunjukkan surat keterangan," kata Slamet.Slamet juga mengakui, pasokan BBM dari pertamina sedikit dikurangi. Jika biasanya sekali datang 8.000 liter bensin dan 8.000 liter solar, hari ini hanya mendapat jatah 5.000 liter bensin dan 5.000 solar.
(jon/)