Diprediksi Tak Lolos, PAN Singgung Sanksi Moral Lembaga Survei yang Salah

Diprediksi Tak Lolos, PAN Singgung Sanksi Moral Lembaga Survei yang Salah

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Kamis, 04 Apr 2019 19:10 WIB
Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay (Foto: dok. pribadi)
Jakarta - PAN menyatakan sudah biasa mendapatkan hasil survei yang memprediksi partai berlambang matahari itu tak lolos ambang batas parlemen/parliamentary threshold (PT), seperti pada survei Charta Politika. PAN lalu menyinggung adanya hukuman bagi lembaga survei yang salah memprediksi.

"Sudah biasa dapat hasil survei seperti itu. Kita biasa saja. Karena setiap kali pemilu, prediksi itu selalu salah. Sayangnya, belum ada lembaga survei yang mendapat hukuman atas kesalahan mereka itu," kata Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Kamis (4/4/2019).

Saleh menganggap semestinya ada sanksi moral dan akademik yang diberikan kepada lembaga survei yang salah. Sebab, jika tidak, menurut Saleh, lembaga survei akan memberikan prediksi yang jauh dari hasil sebenarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Kalau nanti salah lagi, mestinya ada sanksi moral dan akademik yang diberikan. Kalau tidak ada, ya lagi-lagi buat prediksi. Lembaga survei itu keenakan kasih prediksi yang jauh dari hasil yang sebenarnya," ucap Saleh.

Survei Charta Politika digelar pada 19-25 Maret 2019 dengan metode multistage random sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 2.000 responden, yang tersebar di 34 provinsi. Sedangkan margin of error survei sebesar +/- 2,19% pada tingkat kepercayaan 95%.



Berikut ini hasil survei Charta Politika:

PDIP: 25,3%
Gerindra: 16,2%
Golkar: 11,3%
PKB: 8,5%
Demokrat: 5,2%
NasDem: 5,2%
PKS: 5,0%

Ambang batas parlemen 4%

PAN: 3,3%
PPP: 2,4%
PSI: 2,2%
Perindo: 2,0%
Hanura: 1,0%
PBB: 0,5%
PKPI: 0,2%
Garuda: 0,2%
Berkarya: 0,1%
Belum menentukan pilihan: 11,7% (azr/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads