"Sudah biasa dapat hasil survei seperti itu. Kita biasa saja. Karena setiap kali pemilu, prediksi itu selalu salah. Sayangnya, belum ada lembaga survei yang mendapat hukuman atas kesalahan mereka itu," kata Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Kamis (4/4/2019).
Saleh menganggap semestinya ada sanksi moral dan akademik yang diberikan kepada lembaga survei yang salah. Sebab, jika tidak, menurut Saleh, lembaga survei akan memberikan prediksi yang jauh dari hasil sebenarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau nanti salah lagi, mestinya ada sanksi moral dan akademik yang diberikan. Kalau tidak ada, ya lagi-lagi buat prediksi. Lembaga survei itu keenakan kasih prediksi yang jauh dari hasil yang sebenarnya," ucap Saleh.
Survei Charta Politika digelar pada 19-25 Maret 2019 dengan metode multistage random sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 2.000 responden, yang tersebar di 34 provinsi. Sedangkan margin of error survei sebesar +/- 2,19% pada tingkat kepercayaan 95%.
Berikut ini hasil survei Charta Politika:
PDIP: 25,3%
Gerindra: 16,2%
Golkar: 11,3%
PKB: 8,5%
Demokrat: 5,2%
NasDem: 5,2%
PKS: 5,0%
Ambang batas parlemen 4%
PAN: 3,3%
PPP: 2,4%
PSI: 2,2%
Perindo: 2,0%
Hanura: 1,0%
PBB: 0,5%
PKPI: 0,2%
Garuda: 0,2%
Berkarya: 0,1%
Belum menentukan pilihan: 11,7% (azr/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini