Kritik Konsep Pendidikan Pancasila Jokowi, BPN Prabowo: Tak Perlu dari PAUD

Kritik Konsep Pendidikan Pancasila Jokowi, BPN Prabowo: Tak Perlu dari PAUD

Ibnu Hariyanto - detikNews
Kamis, 04 Apr 2019 16:55 WIB
Diskusi Kedai Kopi (Ibnu/detikcom)
Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengkritik konsep pendidikan Pancasila dari capres Joko Widodo (Jokowi). Mereka menilai Jokowi hanya meniru dan menambahi konsep pendidikan Pancasila yang ditawarkan capres Prabowo Subianto.

"Saya kemarin agak tergelitik sedikit karena Pak Jokowi ingin merasa beda yang sebelumnya dikatakan oleh Pak Prabowo, pendidikan Pancasila harus dari SD, SMP, SMA. Lalu Pak Jokowi datang karena ingin beda, bukan hanya sejak SD, tapi dari PAUD dia bilang," kata juru bicara BPN, Jansen Sitindaon, dalam diskusi Kedai Kopi di Resto Ajag Ijig, Jl Juanda, Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jansen menilai pendidikan Pancasila itu tak perlu dari pendidikan anak usia dini (PAUD), seperti konsep yang ditawarkan Jokowi. Sebab, menurutnya, anak usia dini seharusnya diberi porsi lebih banyak untuk bermain daripada dicekoki soal ideologi.

"Saya punya anak kecil dokter, saya bilang anak kecil itu sepenuhnya harus dibebaskan untuk bermain, jangan dicekoki yang lain-lain gitu itu, saya kita sudah over. Karena menurut saya, terlalu over anak usia PAUD itu tidak harus dicekokin pendidikan ideologi Pancasila," ujar Jansen.

Pendapat Jansen itu pun langsung dibantah jubir TKN Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga. Arya mengatakan konsep pendidikan Pancasila yang ditawarkan Jokowi tidak serumit anggapan Jansen.



"(Pendidikan) Pancasila itu gampang, bukan yang rumit-rumit itu," sahut Arya.

Arya lalu menjelaskan pendidikan Pancasila untuk usia dini lebih kepada pengertian menghargai perbedaan. Menurutnya, hal itu juga bagian dari pendidikan Pancasila.

"Anak kecil diajarkan perbedaan, oh ini ada agama lain, menghargai perbedaan, oh ini ada yang salat, yang suku yang berbeda. Itulah Pancasila, jangan dianggap rumit ideologi itu," kata Arya. (ibh/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads