"Tentu saja kita melihat tingkat erupsinya, kalau membahayakan harus ada pemberitahuan dari badan penanggulangan bencana supaya masyarakat bisa mengamankan," ujar Koster usai groundbreaking pembangunan Bendungan Sidan, di Petang, Badung, Bali, Kamis (4/4/2019).
Erupsi Gunung Agung terjadi dini hari tadi pukul 01.31 Wita. Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dengan durasi sekitar 3 menit 37 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teramati letusan dengan tinggi 2.000 meter dan warna asap kelabu, serta teramati lontaran batu/lava pijar menjangkau jarak radial lk. 2.000 m dari kawah ke segala arah," kata PVMBG, Badan Geologi Kementerian ESDM dalam keterangannya, pagi tadi.
PVMBG juga mencatat ada aktivitas kegempaan di Gunung Agung pascaerupsi. "Tektonik lokal jumlah : 1, amplitudo : 5 mm, S-P : 6 detik, durasi : 22 detik, dan tektonik jauh jumlah : 1, amplitudo : 3 mm, S-P : 21 detik, durasi : 81 detik," jelasnya.
PVMBG juga mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan pendakian maupun aktivitas apapun di zone bahaya, atau area radius 4 km dari kawah Gunung Agung. Masyarakat juga diminta tetap waspada dengan adanya bahaya sekunder berupa aliran lahar. (ams/mae)











































