"Yaitu, ekonomi kreatif, generasi milenial yang kreatif dan digitalisasi, potensi ini akan mendukung berkembangnya e-commerce dan pengembangan ekonomi digital," kata Budi Karya, Rabu (3/4/2019).
Budi, yang juga Koordinator Presidium II Perhimpunan Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (Himpuni), mengatakan hal itu dalam seminar nasional bertajuk 'Milenial Indonesia dalam Ekonomi Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0" di JIExpo, Kemayoran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi Karya mengatakan potensi itu lahir dan terus berkembang bisnis yang berbasis digital seperti Tokopedia, Bukalapak, Ruang Guru, Go-Jek, dan Traveloka. Mereka terus tumbuh mengatasi masalah yang ada di masyarakat secara digital.
Menurut Budi, perkembangan ekonomi digital akan mengontrol ekosistem alias kehidupan atau cara hidup masyarakat dalam masa yang akan datang. Pasalnya, dari data Bloomberg, pada 2008 perusahaan PetroChina menjadi perusahaan dengan profit terbesar, tapi pada 2018 bergeser ke perusahaan-perusahaan yang berbasis teknologi, seperti Apple, Google, Amazon, dan Tencent.
"Fenomena ini harus kita manfaatkan dengan menguasai teknologi," imbuhnya.
Baca juga: Menhub: Sopir Adalah Profesi yang Mulia |
Tak ada pilihan lain, mantan Direktur Utama Angkasa Pura II ini menekankan bahwa Indonesia harus menjadi pemain utama dalam era revolusi industri 4.0 khususnya yang berbasis ekonomi kreatif. Untuk mencapainya, kata Budi, diperlukan sinergi dan kekompakan antara pemerintah, pelaku industri kreatif, pelaku digital, masyarakat, dan universitas.
"Sangat diperlukan support agar kemudian potensi ini dapat membawa Indonesia menjadi negara maju," ujar Budi Karya. (ega/mpr)