"Nggak bijak. Yang larang kan KPU bukan Pak Prabowo, kok menyalahkan Pak Prabowo?" ujar juru debat BPN Prabowo-Sandiaga, Ahmad Riza Patria kepada wartawan, Selasa (2/4/2019).
Riza menyebut sikap TKN Jokowi-Ma'ruf tersebut tak bijaksana. "Nggak bijak. Kita kan nggak boleh mengejek, menertawakan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau KPU memutuskan itu tentu punya dasar dan alasan yang kuat. Pasti sudah melihat melalui CCTV apakah yang menonton itu memang spontanitas atau sebaliknya. Pertama kan tidak boleh memengaruhi orang lagi debat, kedua apalagi memprovokasi. Dan saya melihatnya tidak hanya ketawa karena lucu, justru saya melihatnya itu tidak pantas dan tidak baik. Tidak hanya terkait temanya, tapi masak dalam suasana serius seperti itu ada yang ketawa. Itu kan punya maksud tertentu," tutur Riza.
Sebelumnya, Penonton yang tertawa saat Prabowo Subianto berbicara tentang pertahanan dalam debat keempat Pilpres 2019 tak diperbolehkan atau tak diundang ke debat kelima. Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyalahkan Prabowo.
Anggota TKN, Inas Nasrullah Zubir, yang hadir dan menonton langsung dari venue, mengatakan KPU dan Komite Damai, yang dibentuk untuk mengamankan debat, tak boleh serta-merta menyalahkan penonton yang tertawa. Menurut dia, Prabowo adalah pihak yang harus disalahkan karena lucu--menurutnya.
"Akan tetapi KPU maupun Komite Damai tidak boleh sewenang-wenang menunjuk hidung bahwa mereka yang tertawa pada saat itu bersalah! Harus juga dilihat penyebabnya, karena kejadian tertawa tersebut bukan dibuat-buat melainkan spontan," ucap Inas.
"Penyebabnya adalah Prabowo Subianto sendiri! Di mana gestur maupun kalimat yang diucapkan pada saat itu layaknya seperti stand up comedy, yakni sebagai berikut: 'Saya bukan menyalahkan, saya berpendapat, kekuatan pertahanan kita masih rapuh, salah siapa? Salah nggak tahu saya. Lah! Ini argumen atau lelucon?" sebut Inas.
Saksikan juga video 'Sandi Saat Prabowo Marahi Penonton: Itu Bukan Bahan Tertawaan!':
(mae/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini