"Harapan kita kan suasana seperti ini tidak ada," ujar anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin saat dihubungi detikcom, Jumat (29/3/2019).
Menurut Afif, diperlukan sikap dewasa dari masing-masing pendukung. Selain itu, dia meminta para pendukung menahan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Afif juga meminta para pendukung tidak menunjukkan identitas pilihan yang bisa berujung konflik. Hal ini dimaksud agar tidak memicu atau menimbulkan konflik.
"Di tengah situasi yang sangat kompetitif seperti sekarang, semua pihak harus bisa menahan diri dan tak menonjolkan identitas-identitas pilihan yang bisa memicu konflik," tuturnya.
Merespons video tersebut, Direktur Hukum dan Advokasi TKN Jokowi-Ma'ruf, Ade Irfan Pulungan, menyayangkan adanya gesekan di antara pendukung. Apalagi, kata dia, ada teriakan kafir yang ditujukan kepada pendukung paslon 01.
"Di satu sisi ini kan menganggap pendukung salah satu paslon bahwa paslon mereka yang paling sempurna, hebat, tanpa kekurangan. Ini kan yang tidak boleh. Menuduh seseorang dengan kalimat yang kita belum tahu kebenarannya, apalagi di depan publik," ujar Ade.
Ade berharap hal serupa tidak terulang. Ia meminta elite politik juga menyampaikan narasi agar para pendukung saling menghormati.
"Ini sesuatu yang berbahaya dan harus kita hindarkan. Kita tidak bisa menganggap paslon kita paling sempurna hanya karena didukung kelompok tertentu," kata dia.
BPN Prabowo-Sandi menyampaikan hal senada. Juru bicara BPN, Andre Rosiade, meminta seluruh pihak tidak mudah terprovokasi menjelang Pilpres 2019. Namun, dia menegaskan, BPN Prabowo-Sandi tidak mengetahui persis soal video tersebut.
"Tentu kita mengimbau seluruh pihak menurunkan tensi. Kita tidak usah, kami tidak tahu ya. Intinya, melihat video itu kan ada gesekan di lapangan, kita nggak tahu apakah itu pendukung Pak Prabowo atau pendukung Pak Jokowi. Yang pasti ini ada gesekan di antara masyarakat. Tentu harapan kita, menjelang pemilu, elite-elite saling menahan diri untuk berkomentar," ucap Andre.
Video emak-emak pendukung Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga terlibat adu mulut, bahkan saling dorong, itu menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, tampak ada dua orang ibu-ibu berpakaian serbaputih yang merupakan pendukung Prabowo.
Mereka bertemu dengan sejumlah orang yang merupakan pendukung Jokowi. Menurut keterangan video, keributan itu terjadi di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.
Dalam video berdurasi 1,28 menit itu, entah bagaimana awalnya, ada dua orang perempuan yang mengenakan hijab berhadap-hadapan dengan rombongan pendukung Jokowi. Mereka terlibat perdebatan. Salah seorang perempuan berkerudung mengacungkan salam dua jari khas pendukung Prabowo-Sandi.
Keduanya kemudian dipisahkan. Ibu-ibu pendukung Prabowo berjalan menjauh. Namun teriakan dari pendukung Jokowi masih sesekali terdengar.
"Bu, kafir itu kalau nggak punya agama," teriak salah seorang pria.
"Ibu, jangan suka bilang orang kafir. Semua orang bisa marah," ujar yang lainnya.
Teriakan itu tidak digubris. Ibu-ibu pendukung Prabowo itu terus berjalan menyusuri trotoar. Terakhir kali, ada seorang pria yang berteriak agar ibu-ibu itu pulang ke rumah Prabowo.
"Woi... Ibu, Ibu, pulang ke rumah Prabowo," kata si pria.
Simak Juga 'Jangan Dicontoh! Bertemu, Emak-emak 01 dan 02 Adu Mulut':
(nvl/fai)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini