Siswa dan guru mencium bau menyengat itu pada Jumat (29/3/2019) sekitar pukul 07.30 WIB. Pihak sekolah saat itu tengah menggelar istigasah untuk kelancaran siswa dalam menghadapi ujian nasional.
Awalnya pihak sekolah mengira bau itu dampak dari aktivitas vulkanologi Gunung Anak Krakatau (GAK). Namun hal itu dibantah lantaran tak ada aktivitas vulkanologi yang menonjol dari GAK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Hendra Gunawan mengatakan sangat sulit mengaitkan bau itu berasal dari GAK. Pasalnya, aktivitas GAK tidak terlalu menonjol.
"Agak sulit menerangkannya gimana, orang letusannya kecil, terus radius aman juga radius di luar 2 km. Jadi memang secara potensi mengecil dibanding Desember 2018," ujar Hendra saat dimintai konfirmasi detikcom.
Laporan dari pengamat gunung api di Pasauran juga tidak ada laporan aneh, terlebih bau menyengat yang dirasakan siswa dan guru.
"Kalau kita sementara ini dasar kita dari laporan pos pengamat gunung api yang ada di Pantai Carita dari pos tidak ada laporan, jaraknya 50 km, ke Cilegon lebih jauh lagi," kata dia.
Pihak sekolah menduga bau tak sedap itu berasal dari pabrik di dekat sekolah. Bau seperti ini sudah kerap muncul di SMAN 5 dan sangat mengganggu.
"Saya belum yakin industri mana, tapi di lingkungan sini kan radius 1 km ada pabrik semen dan Chandra Asri, tapi baunya itu seperti bau kimia, agak pahit dan sepet," kata Kepala SMA 5 Kota Cilegon Agus Pancasusila kepada wartawan.
Agus mengungkapkan, kejadian serupa pernah terjadi beberapa tahun lalu. Bau hampir sama dengan bau yang terhirup pihak sekolah pagi tadi. Bau menyengat itu cukup mengganggu kegiatan belajar-mengajar siswa. Mereka mencium bau tak sedap sekitar setengah jam.
"Betul, cukup mengganggu karena memang ada yang sesak dan pusing gitu," kata Agus.
Waduh! Ada Siswa SMK di Demak Tak Ikut UNBK karena Menikah, Simak Videonya:
(bal/rvk)











































