Simulasi dilakukan dengan adegan sekompok orang menyabotase dan menyandera pimpinan perusahaan dan karyawan PLTU Suralaya, Cilegon, Banten. Penyanderaan dilakukan di area PLTU yang merupakan objek vital nasional.
Simulasi peristiwa penyanderaan dan sabotase itu kemudian diketahui TNI AL. Pasukan dan kapal perang dikerahkan untuk menyelamatkan sandera dan memulihkan situasi. Sabortir dikepung dari arah laut dan darat dengan kemampuan teknik pembebasan sandera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Panglima TNI Ingatkan Bahaya Hoax |
Sejumlah korban dalam adegan simulasi berjatuhan mulai dari korban luka ringan dan berat. Namun, para sabortir berhasil dilumpuhkan oleh pasukan TNI. Sementara, para korban langsung mendapatkan penanganan medis setelah berhasil dibebaskan.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, simulasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas juga kesiapan prajurit. Tak hanya itu, peralatan perang yang dimiliki TNI AL juga ikut diuji coba.
![]() |
"Untuk mempertahankan SDM kemampuan para prajurit dan kedua mencoba sejauh mana peralatan yang sudah kita beli sesuai dengan peruntukannya," kata Hadi usai menggelar simulasi, Kamis (28/3/2019).
Dari pantauannya, sambung Hadi, operasi pembebasan sandera sudah dilakukan sesuai prosedur. Namun ada beberapa hal yang mesti dievaluasi untuk meningkatkan kemampuan para personel.
"Apa yang saya lihat tadi sesuai dengan setting operasi semuanya berjalan dengan lancar. Setiap kegiatan pasti memenuhi satu kendala, tapi tidak menurunkan mental kita untuk terus berlatih," tuturnya. (fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini