Ratusan mahasiswa menggelar longmarch keliling kota Timika memprotes soal seringnya mati lampu. Selanjutnya mereka melakukan orasi di gerbang kantor PLN, Kamis (28/3/2019).
Massa meminta agar PLN benar-benar memperbaiki pelayanan listrik yang terhitung sejak akhir Desember 2019 hingga beberapa pekan terakhir sering terjadi pemadaman listrik di Timika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepala PLN Timika harus diganti, tidak mampu kelola PLN, ini manajemen bobrok," kata orator demo, Erik Welaf, saat orasi.
Aksi demo ratusan mahasiswa dan alumni STIE-JB dikawal ketat aparat Kepolisian Polres Mimika dan Brimob.
Kepala PLN Area Timika, Hotman Ambarita, yang mencoba untuk memberikan penjelasan kepada massa, justru ditolak untuk berbicara, dan massa langsung membubarkan diri dari gerbang PLN dan melanjutkan aksi demo di kantor DPRD Mimika.
Usai aksi demo, kepada media Hotman mengatakan saat ini beberapa mesin Pembangkit Listrik di PLN Timika tengah menjalani perawatan karena ada kerusakan, sehingga dengan mesin yang ada saat ini memang tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat 24 jam, sehingga ada pemadaman bergilir.
"Saat ini mesin kami sedang dalam perawatan, karena kebutuhan daya saat beban puncak di Timika bisa mencapai 27 megawatt, sementara kemampuan PLN Timika saat ini hanya sampai di angka 21 megawatt, sehingga harus ada pemadaman bergilir," kata Hotman.
Namun pihaknya mengaku saat ini telah berupaya mendatangkan mesin baru untuk menambah daya listrik untuk Timika. (tor/tor)











































